BI Malang Sinergi Penguatan Ketahanan Pangan dan Capacity Building bersama TPID Sulawesi Utara

TPID Sulawesi Utara bersama BI Malang dan perwakilan TPID Malang dalam Sinergi Penguatan Ketahanan Pangan dan Capacity Building. (rhd) - BI Malang Sinergi Penguatan Ketahanan Pangan dan Capacity Building bersama TPID Sulawesi Utara
TPID Sulawesi Utara bersama BI Malang dan perwakilan TPID Malang dalam Sinergi Penguatan Ketahanan Pangan dan Capacity Building. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang menyambut Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Utara (Sulut). Dalam Sinergi Penguatan Ketahanan Pangan dan Capacity Building, di Hotel Alana, Kota Malang, Selasa-Rabu (28-29/5/2024). Dimana dalam Capacity Building tersebut, TPID Sulut banyak belajar tentang pola strategi dan kebijakan menahan laju inflasi dari Bank Indonesia Malang.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang, Febrina mengatakan, inflasi di wilayah kerja BI Malang pada bulan April tercatat 0,08 (mtm), 2,98 (yoy) dan 1,01 (ytd) Berdasarkan historisnya 0,08 (mtm) tersebut lebih rendah selama 5 tahun terakhir sebesar 0,23.

Bacaan Lainnya

“Catatan ini merupakan keberhasilan TPID dengan memborbardir melalui beberapa kegiatan, sehingga inflasi terkendali. Dimana secara wilayah kerja BI Malang, meliputi Kota dan Kabupaten Malang, Kota Batu, Kota dan Kabupaten Pasuruan, serta Kota dan Kabupaten Probolinggo,” seru Febrina, dalam sambutannya, Rabu (29/5/2024).

Menurutnya, ada 2 (dua) hal yang membuat inflasi terlihat berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Pertama, gerakan lebih masif dan bersama-sama TPID dan Forkopimda sebagai bentuk sinergisitas berbagai dinas. Terutama operasi pangan murah dan sidak yang dilakukan oleh Satgas Pangan.

Kedua, sinergi Kerjasama Antar Daerah (KAD), dengan membeli komoditas di wilayah kerja BI Malang untuk menekan harga komoditas dimaksud di wilayah lain. Sehingga antar daerah dalam satu wilayah kerja tadi bekerja sama dengan wilayah sekitar.

“Seperti kita membeli bawang merah di Probolinggo untuk memenuhi permintaan pasar di wilayah Malang, agar harga tak naik. Baik dipasarkan untuk memasok Warung Tekan Inflasi maupun kios pangan dalam Gerakan Pangan Murah (GPM). Itu dua hal yang dilakukan oleh TPID Malang Raya,” beber Febrina.

Beberapa kegiatan lainnya yang mendukung program menekan inflasi, di antaranya High Level Meeeting Kota Malang, Warung Tekan (WarTek) Inflasi, Gerakan Pangan Murah (GPM). Dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang bekerjasama dengan Bank Indonesia Malang, Bulog dan Perumda Tugu Aneka Usaha.

Penandatanganan MoU antara kedua belah pihak. (rhd) - BI Malang Sinergi Penguatan Ketahanan Pangan dan Capacity Building bersama TPID Sulawesi Utara
Penandatanganan MoU antara kedua belah pihak. (rhd)

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara, Andry Prasmuko mengatakan, harapan melalui Sinergi Penguatan Ketahanan Pangan dan Capacity Building. TPID Sulawesi Utara banyak belajar kepada TPID wilayah kerja BI Malang.

“IHK pada empat wilayah di Kabupaten/Kota Sulawesi Utara mengalami inflasi 0,17 (mtm), 4,24 persen April 2024. Dengan komoditas yang mempengaruhi di antaranya bawang merah, tomat, cabai rawit. Inilah yang perlu kita upayakan harganya lebih stabil,” jelas Andry.

Disebutkannya, komoditas beras, ikan cakalang, dan komoditas lainnya, masih bisa menahan laju inflasi seiring panen raya dan cuaca yang kondusif. Sementara komoditas bawang merah menjadi salah komoditas yang besar andilnya dalam inflasi.

“Saat berkunjung ke Kota Batu melihat petani bisa mengoptimalkan penanaman bawang merah, Sulut mengakui belum seproduktif itu. Namun kami optimis bisa seperti itu, setidaknya hampir sama dan meningkat dari sebelumnya. Setelah apa yang kita pelajari disini,” ucapnya.

Berdasarkan data Januari-April 2024, produksi bawang merah Sulut sebesar 3.700 kuintal. Dimana tahun sebelumnya ada 14.500 kuintal, terjadi penurunan.

“Jangka pendek mungkin bisa membeli di wilayah untuk menekan harga, tapi apakah bisa berlangsung untuk jangka panjang. Tapi dengan pola yang dilakukan oleh BI Malang, itu bisa dicoba,” tegasnya.

Diakuinya, pihaknya belajar banyak dari TPID Jawa Timur dan TPID Malang, semoga pengalaman tersebut bisa diimplementasikan di Sulut. BI Sulut berkomitmen mendorong upaya pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas harga. Tak hanya sebagai policy abuser, namun sinergi untuk mendorong implementasi di lapangan melalui berbagai pilot projects.

“Kami harapkan Capacity Building yang dilaksanakan selama 2 hari ini dapat memberikan manfaat. Serta meningkatkan semangat awarness TPID se-Sulawesi Utara. Dan mendorong perekonomian di Sulut lebih baik,” tandasnya. (rhd)

disclaimer

Pos terkait