Dimana semua kegiatan baik pembelajaran, penelitian dan abdimas menggunakan laboratorium. Menurutnya, di sinilah pentingnya standarisasi laboratorium. Sementara untuk program MBKM, mahasiswa sudah mengikuti magang di 20 partner industri.
“Di dalam laboratorium, mahasiswa bisa mendesain maupun mensimulasikan kebutuhan dan menjawab permasalahan engineering. Di Prodi Teknik Mesin, mahasiswa bisa magang di industri lewat MBKM dengan pengakuan 20 SKS,” tutur Kaprodi Teknik Mesin ITN Malang ini.
Untuk kebutuhan go publik, semua laboratorium Teknik Mesin diharapkan bisa terstandarisasi. Selain untuk kebutuhan sivitas teknik mesin, juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan praktikum pelajar SMK/SMA, perguruan tinggi lain dan industri. Sementara bagi mahasiswa sendiri akan lebih terampil dan siap ketika nanti sudah lulus dan masuk ke dunia industri.
Baca juga: Kolaborasi ITN Malang-Pemkab Lumajang, Berdayakan Masyarakat Atasi Permasalahan
“Sebelum masuk industri kami sudah siapkan lab untuk menambah kompetensi mahasiswa. Salah satunya dibantu dengan hibah (PKKM) dan pengalaman mengikuti MBKM. Setelah lulus mereka bisa langsung melamar di tempat MBKM, atau bisa ke industri lain dengan bekal pengalamannya di dunia kerja,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Laboratorium Komputer Teknik Mesin ITN Malang, Rosadila Febritasari ST MT menambahkan, program pembelajaran berbasis laboratorium akan membuat mahasiswa lebih tertarik untuk beraktifitas di lab. Program PKKM Teknik Mesin ITN Malang menyajikan tiga aktivitas bidang ilmu. Yakni material dua aktivitas, desain dan simulasi satu aktivitas.
“Dengan lab bagus, maka mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan industri juga lebih cepat. Karena memang bukan hal baru lagi bagi mereka,” katanya. (afi/rhd)