Malang, SERU.co.id – Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) gandeng Universitas Brawijaya (UB) gelar seminar nasional. Berbagai diskusi tentang optimalisasi pengelolaan zakat dan wakaf berbasis digital untuk pemberdayaan umat. Harapannya bisa tumbuh dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa.
Ketua umum ICMI, Prof Dr Arif Satria mengatakan, ICMI berusaha menjadi sumber inspirasi untuk pengembangan bangsa dengan menyentuh sektor-sektor riil. Inspirasi tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan transformasi sehingga menghasilkan hasil-hasil riset dan membina usaha kecil dan UMKM.
“Kita ingin membangun tradisi intelektual yang dibarengi kepedulian tinggi. Untuk itu, kami akan berusaha mengoptimalisasi zakat dan wakaf secara digital. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitasnya sekaligus memperluas partisipasi masyarakat,” seru Prof. Arif, Senin (25/3/2024).
Lebih lanjut, Rektor IPB ini menyampaikan, potensi zakat di Indonesia mencapai Rp327 triliun. Sementara potensi pendapatan wakaf mencapai Rp2.180 triliun. Potensi tersebut seharusnya bisa menjadi pilar kemajuan bangsa dan masa depan ekonomi Indonesia.
“Munculnya berbagai aplikasi online saya kira itu sangat bagus dan sekarang kita punya Baznas dan BWI. Kedua institusi strategis itu untuk memastikan akuntabilitas dan tata kelolanya. Sehingga di tingkat grassroots bisa terjamin dimana kepercayaan masyarakat sangat penting,” terangnya di auditorium Algoritma Filkom UB.
Baca juga: Kontribusi Positif Zakat, Yayasan Sabilillah Gelar Pengajian Eksekutif
Dikatakannya, banyak kampus sudah memiliki Lembaga Amil Zakat (LAZ) seperti di UB ada Bazis UB. Dengan adanya LAZ di berbagai kampus maka potensi menyerap dana zakat dan wakaf akan sangat besar.
“Sebagai contoh, kami di IPB sudah 2 tahun mengembangkan wakaf air minum. Sudah mampu mengurangi beban mahasiswa dalam air minum senilai Rp73.000 per bulannya,” beber Prof. Arif.
Sementara itu, PINbuk ICMI, Asli Chan Burhan mengungkapkan, UB dipilih karena sumbangsihnya terhadap ICMI. Dimana kelahiran ICMI tidak terlepas dari lima mahasiswa UB.
Baca juga: Pj. Wali Kota Malang: Peran Masjid Ciptakan Ketahanan Ekonomi Keluarga
“Seminar nasional ini menghadirkan berbagai pihak, mulai dari kementerian agama yang punya regulasi, Bazis, BWI hingga para praktisi. Kita ingin membantu para lembaga zakat, yayasan dan institusi sosial agar bisa melaksanakannya. Ada digitalisasi operasional digitalisasi pelayanan kemudian ada juga digitalisasi monitoring dan pengawasan,” bebernya.
Menurutnya, cara mengoperasikan dengan benar penting agar akuntabilitas dan digitalisasi pelayanan tercapai. Sehingga para donatur bisa mengakses dananya sudah sampai di mana. Kemudian bisa membeli paket-paket mana yang bisa atau ingin dibantu.
“Nantinya aplikasi kita akan terhubung dengan aplikasi Simba di Baznas dengan SIMZAT di Kemenag. Harapannya bisa tumbuh dan memberikan kemaslahatan umat yang lebih besar lagi,” pungkasnya. (afi/rhd)