Jakarta, SERU.co.id – Sejak Januari-Maret 2024, ditemukan lebih dari 700 kasus Flu Singapura di Indonesia menyerang dewasa hingga anak-anak. Tak hanya Pilot Vincent Raditya, anak-anak juga sangat rentan terpapar virus Flu Singapura. Mengingat, virus tersebut dapat menular dengan cepat dan gejala yang berbeda-beda..
Pilot Vincent Raditya terpapar virus Flu Singapura dengan gejala lemas, demam tinggi, hingga ruam bintik-bintik seperti cacar di tubuhnya.
“Baru kali ini ngalamin sakit yang lebih sengsara dari COVID. Saya kena Covid dua kali, delta dan omicron. Tapi ini sih sengsara luar biasa,” seru Vincent, dilansir dari akun Instagramnya, Sabtu (23/3/2024).
Kondisi Flu Singapura yang dialami Vincent cukup parah, hingga ia kesulitan makan karena sulit menelan dan bermunculan sariawan pada lidah.
Baca juga: BPJS Kesehatan Tetap Berikan Layanan JKN Tanpa Batas Selama Libur Lebaran
Spesialis anak konsultan infeksi dan penyakit tropis, Prof Dr dr Hindra Irawan Satari SpA M Trop Paed mengungkapkan, virus ini rentan menyerang anak-anak. Virus Flu Singapura memiliki nama medis Hand Mouth Foot Disease (HMFD) atau penyakit tangan mulut kaki.
“Penularannya lewat ludah, lewat saluran pernapasan, harus pakai masker, cuci tangan. Jadi jangan pakai tempat makan yang sama untuk mengurangi risiko penularan,” ungkap Hindra.
Baca juga: Kiky Saputri Alami Keguguran Akibat Kista
Gejala Flu Singapura yang dialami setiap pasien berbeda-beda. Hindra menegaskan, kondisi tersebut tergantung dari tingkat keparahan yang dialami pasien.
“Gejalanya ya seperti itu tadi demam, ruam rash, ruamnya kayak sariawan atau kayak cacar air adanya di langit-langit mulut, telapak tangan, telapak kaki. Itu biasanya gejala umumnya. Terus kalau ada riwayat kejang di keluarga itu juga bisa kejang,” beber Hindra.
Baca juga: Berikut 6 Manfaat Puasa Bagi Tubuh Beserta Tipsnya
Istilah Flu Singapura, banyak dikenal masyarakat disebabkan oleh flu, namun terminologi tersebut dinilai kurang tepat. Mengingat, penyakit tersebut tidak disebabkan flu dan tidak hanya terjadi di Singapura saja.
“Itu terminologi yang salah tentang Flu Singapura. Karena memang virusnya bukan flu dan tidak hanya terjadi di Singapura saja. Bisa terjadi di berbagai tempat dan berbagai penyebab,” terangnya.
Baca juga: Dinkes Bangkalan Bantah Malpraktek Kepala Bayi Tertinggal di Rahim Ibu
Meskipun, umumnya penyakit tersebut dapat sembuh dalam waktu satu minggu saja. Namun, di Indonesia paling banyak disebabkan oleh virus Coxsackie yang sangat menular, terutama pada orang dewasa.
Kasus Flu Singapura telah mengalami peningkatan di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti Depok dan Banten. Di Banten, sejak Januari – Maret 2024 ditemukan lebih dari 700 kasus Flu Singapura.
Terkait pencegahan, dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan dan menggunakan masker. Terutama, menjaga kebersihan rumah setelah ada anggota keluarga yang terkena Flu Singapura juga penting. Mulai dari lantai, tembok, perabotan menggunakan disinfektan biasa dan sabun. (hms/rhd)