Inspiratif, Zulfikar Dabby Wakili UB dan Jawa Timur dalam SSEAYP Jepang

Zulfikar Dabby Anwar saat menerima penghargaan dalam program SSEAYP. (ist) - Inspiratif, Zulfikar Dabby Wakili UB dan Jawa Timur dalam SSEAYP Jepang
Zulfikar Dabby Anwar saat menerima penghargaan dalam program SSEAYP. (ist)

Malang, SERU.co.id – Zulfikar Dabby Anwar, mahasiswa Fakultas Pertanian UB menjadi delegasi Jawa Timur dalam program The Ship of Japanese and Asian Youth Program (SSEAYP). SSEAYP merupakan program dari Cabinet Office of Jepang yang dilaksanakan pada Desember 2023. Zulfikar merumuskan campaign Save Your Plate untuk mengurangi produksi limbah makanan skala kecil.

Zulfikar Dabby Anwar mengatakan, ada sepuluh peserta dari Jogjakarta, Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Jakarta, Nusa Tenggara Barat dan Papua. Sebenarnya, SSEAYP diikuti 10 negara ASEAN + Japan. Indonesia mengirim 30 orang delegasi setiap tahunnya.

Bacaan Lainnya

“Namun khusus tahun lalu hanya 10 pemuda yang diberangkatkan karena bertepatan dengan perayaan 50 tahun ASEAN-Japan Friendship and Cooperation. Selama di Jepang, saya berkesempatan memaparkan tentang budaya dan berdiskusi tentang pangan,” seru Zul, sapaan akrabnya.

Baca juga: Pawai Hewan Kurban, Tradisi Puluhan Tahun Idul Adha Warga Kampung Temenggungan

Program SSEAYP dilaksanakan selama sepuluh hari, diawali upacara pembukaan Cabinet Office of Japan. Kemudian kegiatan volunter Garuda 47, menjelaskan konsep prosesi pernikahan tradisional. Tidak hanya itu, ada juga local program di Yamanashi.

“Di Yamanashi selama 3 hari sebelum nantinya memulai Discussion Group. Membahas isu energy, climate change, dan recycling-oriented society,” ceritanya.

Proses yang dilalui Zulfikar pun cukup panjang. Setelah lolos administrasi, harus menyelesaikan tes tulis dan wawancara. Wawancara terkait lima hal, yaitu motivasi, kecakapan bahasa inggris, social project, kebudayaan, dan personal interest.

“Saat berdiskusi, saya menekankan pentingnya kesadaran dan pemahaman praktik berkelanjutan di ASEAN dan Jepang. Isu ini belum terimplementasi dengan baik dikarenakan dua landskap besar. Yaitu pendidikan mencakup kurangnya kesadaran dampak negatif dan socio-cultural mencakup tidak adanya norma sosial pada beberapa negara ASEAN,” jelasnya.

Baca juga: UB Jawara di Seri 1 Kejuaraan Nasional Gokart

Hasilnya, Zulfikar dan tim merumuskan beberapa hal yang perlu dikaji ulang. Yaitu prinsip daur ulang sebagai tanggungjawab dan penggunaan energi alternatif untuk masa depan. Begitu juga perubahan pola pikir ramah lingkungan, kekuatan pendidikan serta komitmen bersama terkait sampah dan isu lingkungan di negara masing-masing.

“Indonesia terkenal dengan produksi sampah makanan yang sangat besar. Akhirnya kami merumuskan campaign Save Your Plate. Tujuannya untuk mengurangi produksi limbah makanan skala kecil melalui peran aktif rumah tangga,” tutupnya. (afi/mzm)

disclaimer

Pos terkait