Batu, SERU.co.id – Dinas Pariwisata Kota (Disparta) Kota Batu menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) Pelaku Ekonomi Kreatif di Hotel Aston Inn, Kota Batu, Kamis (7/3/2024). Tema kegiatan FGD yang diikuti perwakilan 17 Sub Sektor Ekraf Kota Batu adalah Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif.
Kabid Pengembangan Ekonomi kreatif dan Sumber Daya Pariwisata, Dinas Pariwisata Kota (Disparta) Batu, Suhartiningsih mengatakan, tujuan acara ini adalah untuk merencanakan langkah-langkah konkret untuk memajukan sektor ekonomi kreatif yang ada di kota Batu.
Selain itu, juga untuk mengetahui potensi dan peluang dalam sektor ekonomi kreatif sehingga dapat fokus pada aspek yang berpotensi untuk pengembangan lebih lanjut.
“Ini juga merupakan silaturahmi 17 subsektor kreatif yang kedepannya kita harap setiap subsektor juga bisa bertemu dengan anggotanya. Dari situ kita bisa menggali aspirasi yang lebih luas lagi,” seru Hartini, sapaan akrabnya.
Hartini menjelaskan, melalui FGD ini diharapkan dapat merumuskan rencana aksi dan langkah konkret untuk mencapai kemajuan ekonomi kreatif. Pihaknya akan mengidentifikasi seluruh kebutuhan infrastruktur dan dukungan lainnya. Satu misal adalah pengembangan pusat pelatihan tenaga kerja atau bisa dalam bentuk permodalan.
“Tidak hanya para pelaku ekonomi kreatif saja yang dilibatkan dalam FGD ini, namun juga lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk bisa berkolaborasi untuk mencapai tujuan besar itu,” cetusnya.
Baca juga: Disparta dan Komite Ekonomi Kreatif Batu Kunjungi Bandung Creative Hub
Sementara itu, Sekdisparta Batu, Heri Wibisono, mengatakan, FGD ini menjadi awal yang baik untuk menjalin komunikasi, penyamaan persepsi dan berkolaborasi para pelaku Ekraf Kota Batu. Disparta Batu sebagai pengampu urusan Ekraf mendapatkan amanah dari Pemerintah Kota (Pemkot) Batu secara regulasi untuk menangani dan memfasilitasi terkait Ekraf.
Menurutnya, tantangan besar bagi Disparta Batu adalah dengan jumlah kunjungan wisata di Kota Batu yang mencapai 10 juta pengunjung, tidak serta merta diikuti dengan terlihatnya dinamika ekonomi kreatif yang sudah tumbuh dan memberikan nilai tambah.
“Usaha ekonomi kreatif tidak seperti usaha pemenuhan kebutuhan pokok, sehingga konsekuensinya adalah perlu membangun ekosistem ekonomi kreatif,” imbuhnya.
Heri berharap, dengan kolaborasi bersama pelaku kreatif, angka kunjungan wisata bisa sebanding dengan produktivitas para pelaku Ekraf untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui kegiatan kepariwisataan.
Pemkot Batu juga akan melakukan penguatan regulasi agar peta jalan (road map) ekonomi kreatif bisa berjalan dan pelaku ekonomi kreatif Kota Batu bisa tetap produktif.
Baca juga: Disparta di Tahun 2023 Targetkan 10 Juta Wisatawan Berkunjung ke Kota Batu
“Selanjutnya setelah roadmap disusun, yang dilakukan adalah membangun desain pekerjaan,” tukasnya.
FGD ini menghadirkan pemateri tentang “Optimasi ekosistem ekonomi kreatif Kota Batu” disampaikan Wakil Ketua Komite Ekonomi kreatif Kota Batu, Agus Herman Susanto. Selanjutnya materi tentang “Penguatan Ekosistem Ekonomi Kreatif Kota Batu melalui Hexahelix Kolaborator” oleh Vicky Arief Herinadharma S IKom. Selaku Executive Comitee Indonesian Creative Cities, Network dan Wakil Ketua Ekonomi Kreatif Kota Malang.
Baca juga: Sejumlah Daerah Ramaikan Expo Pariwisata dan Ekraf #3 Disparta Batu
Materi terakhir dalam FGD adalah tentang “Ekonomi Kreatif dalam Perencanaan Pembangunan Daerah” disampaikan oleh Rizaldi ST MSc M ENG, Kabid P3, SDA, Infrastruktur kewilayahan Bapoelitbangda Kota Batu.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Komite Ekonomi Kreatif, Dinas Pertanian, Diskoperindag, DPMPTSP, Dewan Kesenian Kota, Diskominfo, Bapelitbangda, PLUT, dan pelaku Ekraf Kota Batu. (dik/mzm)