Jember, SERU.co.id – Seorang bayi yang baru berumur 9 bulan di Kecamatan Arjasa, Jember meninggal akibat terdiagnosa penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Ia meninggal, tak lama usai mendapat perawatan di RSD dr. Soebandi Jember, Senin (04/03/2024) pagi.
“Nah kasus untuk si bayi ini, awalnya demam, kemudian dibawa ke rumah sakit dan sempat dirawat juga. Tapi karena kategorinya berat, akhirnya si bayi meninggal karena mengalami dehidrasi,” seru Kepala Dinkes Jember, dr. Hendro Soelistijono saat dikonfirmasi wartawan.
“Karena memang, bayi tidak kuat jika mengalami dehidrasi. Kalau orang dewasa masih mampu menahan, tapi kalau bayi akan cepat menurun daya tahan tubuhnya,” sambungnya.
Baca juga: Awal Tahun 2024 Penderita DBD di Kabupaten Malang Mencapai 243 Kasus
Dinkes Jember mencatat, sebanyak 400 kasus DBD telah terjadi selama bulan Januari dan Februari tahun 2024.
“Memang terjadi kenaikan jumlah kasus DBD. Total selama tahun 2024, ada 1.593 kasus yang terlaporkan. Tapi yang masuk kategori DBD itu sekitar 400 kasus. Nah sisanya baru Demam Dengue Fever bukan DBD,” ucap dr. Hendro.
Ia mengatakan, Dengue Fever jika sudah parah, nantinya akan menjadi DBD. Ditandai dengan munculnya bercak merah pada tubuh orang yang terjangkit.
Baca juga: Dinkes Kota Batu Serius Tangani Kenaikan Kasus DBD
Untuk tahun 2024 sendiri, kata mantan Direktur RSD dr Soebandi itu, tercatat ada 4 orang meninggal akibat penyakit tersebut. Diantaranya, 3 orang dewasa dan 1 bayi.
“4 orang yang terkena DBD ini tersebar di seluruh wilayah kabupaten jember. Yang bayi ini baru terjadi, inisialnya K berumur 9 bulan dan berjenis kelamin laki-laki,” sebutnya.
Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit DBD ini, dr. Hendro mengajak masyarakat untuk rutin membersihkan lingkungan rumah dan sekitarnya guna meminilisir sarang nyamuk.
“Tentunya dengan adanya kasus ini, kita lakukan penyemprotan sekaligus edukasi dan sosialisasi, tujuannya ya untuk memberantas sarang nyamuk di wilayah sekitarnya,” tandasnya. (amb/ono)