Puluhan Anak Down Syndrome Tampilkan Beragam Keahlian, Pukau Pengunjung MCC

Salah satu penampilan puluhan down syndrome bermusik bersama. (rhd) - Puluhan Anak Down Syndrome Tampilkan Beragam Keahlian, Pukau Pengunjung MCC
Salah satu penampilan puluhan down syndrome bermusik bersama. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Komunitas Words (Walk together and love people with down syndrome) memperingati Hari Down Syndrome se-Dunia. Dengan memberikan kesempatan puluhan anak down syndrome se-Malang Raya menampilkan beragam keahlian di atas panggung. Tak ayal, penampilan mereka cukup memukau pengunjung Malang Creative Center (MCC).

Pembina Komunitas Words, Dr dr Ariani MKes SpA (K) menjelaskan, peringatan tahun ini mengusung tema ‘End the stereotype.’ Tujuannya, untuk menghilangkan stigma negatif kepada anak down syndrome.

Bacaan Lainnya

“We are people, treat as like people. Mereka juga manusia, jadi perlakukan selayaknya manusia yang lain, meskipun punya keterbatasan,” seru dokter yang mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) ini, ditemui di MCC lantai 2, Minggu (3/3/2024).

Baca juga: Wawali Kunjungi Posyandu Inklusi Disabiltas Polehan, Pertama di Kota Malang

Disebutkannya, anak down syndrome yang hadir sekitar 170 orang dari Malang Raya dengan berbagai usia mulai balita sampai usia 25 tahun. 50 orang di antaranya menampilkan berbagai pertunjukan, seperti pantomim, dance, perkusi, angklung, tari bantengan hingga fashion show.

“Mereka punya kelebihan yang bisa dilatih dan ditunjukkan pada semua orang. Words berharap kepedulian dari seluruh masyarakat agar membantu down syndrome bersosialisasi dan mendapat fasilitas seperti yang lain. Baik pendidikan, kesehatan, atau fasilitas umum lainnya,” tegas dokter Rumah Sakit Saiful Anwar ini.

Pihaknya mengatakan, sengaja peringatan hari down syndrome se-dunia atau world down syndrome day diperingati lebih awal, bukan 21 Maret. Sebab, tahun ini bersamaan bulan Ramadan.

dr. Ariani menjelaskan, sejak lahir anak down syndrome memiliki keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan. Oleh sebab itu, harus dibimbing dengan terapi agar anak tidak terlambat.

“Biasanya anak down syndrome 1 sampai 6 tahun terlambat daripada anak pada umumnya. Jadi orang tua harus ekstra memberikan terapi dan pelatihan. Down syndrome ini sebenarnya bisa terdeteksi sejak USG, misalnya adanya lipatan tertentu atau adanya kelainan kromosom,” jelasnya.

Dr dr Ariani MKes SpA (K) menjawab pertanyaan awak media. (rhd) - Puluhan Anak Down Syndrome Tampilkan Beragam Keahlian, Pukau Pengunjung MCC
Dr dr Ariani MKes SpA (K) menjawab pertanyaan awak media. (rhd)

Meski begitu, anak down syndrome sangat sensitif dan humble, mereka mudah beradaptasi dengan orang baru.

Tak hanya pendampingan anak, tetapi komunitas Words membantu orang tua agar lebih siap menghadapi anak down syndrome. Bisa dikatakan anak down syndrome tidak punya dosa dan punya berbagai kelebihan.

“Komunitas ini terbuka bagi orang tua agar tidak merasa malu atau bahkan mengucilkan anaknya. Kita ingin membangun stigma positif bahwa punya anak down syndrome bukan aib atau hal memalukan,” tandasnya.

Sementara itu, Titik Hidayati, ibu dari anak down syndrome Faza (13) menceritakan kisahnya. Saat ini sang anak sudah dapat dikondisikan. Sejak kecil usia 1 tahun, Faza terus dilatih dan dibiasakan agar dapat berkomunikasi secara lancar.

“13 tahun lalu saat lahir, kami sempat bingung, sempat merasa kurang menerima. Alhamdulillah seiring berjalannya waktu kita bisa menerima. Anak saya sekarang punya hobi menari dan fashion show, sudah ikut berbagai event fashion show tingkat Jawa Timur dan nasional,” bebernya.

Baca juga: Kenali Happy Hypoxia, Kematian Tanpa Gejala Pasien Covid-19

Selain itu, Nurul, orang tua Ahmad Firdaus (19) mengatakan, sang anak punya jiwa sosial yang tinggi. Bahkan pandai bersosialisasi dengan orang baru dari berbagai jenjang usia berbeda.

“Saya yakin ciptaan Allah tidak ada yang minus, semua plus, tinggal orang tua harus bisa menguatkan sisi plusnya itu. Anak saya ini tidak bisa minum obat, jadi sampai sekarang tidak pernah ke dokter, saya menggunakan penyembuhan secara religius menggunakan air wudhu,” cerita perempuan paruh baya asal Bandulan.

Firdaus kini punya bakat dalam seni terbangan, ia secara konsisten berlatih dengan banyak komunitas terbangan. Bahkan dalam seminggu, Ahmad Firdaus mampu berlatih terbangan dengan empat komunitas berbeda. (rhd)

disclaimer

Pos terkait