Malang, SERU.co.id – Pj Wali Kota Malang meninjau langsung dua peternakan ayam di Kecamatan Kedungkandang. Dari tinjauan tersebut, dipastikan stok daging ayam dan telur aman menjelang Ramadan. Daging ayam dan telur menjadi komoditi rawan mengalami kenaikan harga hingga menyebabkan inflasi.
Pj Wali Kota Malang, Dr Ir Wahyu Hidayat MM mengatakan, peternakan modern dan tradisional berbeda. Pada peternakan ayam petelur (layer) tradisional di Kelurahan Wonokoyo populasinya sebanyak 9.000 ekor. Sementara peternakan ayam pedaging (broiler) modern di Kelurahan Tlogowaru mencapai 42.000 ekor.
“Peternakan modern ini 32 hari bisa panen, kemudian 5 hari kebersihan dan lainnya. Ketersediaan stok aman, apalagi di Kota Malang ada 27 peternakan tradisional dan 1 modern,” seru orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang tersebut.
Baca juga: Dorong Pengembangkan Peternakan Modern, Pemkab Bojonegoro Gelar Kontes Ternak Sapi
Lebih lanjut, terkait kenaikan harga pakan ayam, pihaknya akan memberikan subsidi agar bisa menekan harga pakan. Bahkan, Pemkot Malang siap melakukan intervensi agar harga tetap terjaga di pasaran.
“Harga telur memang naik karena pakan. Untuk itu, kita akan intervensi, bisa dengan membelinya lalu dijual lagi dengan harga yang lebih murah,” terang Wahyu.
Salah satu pemilik peternakan ayam broiler modern, Hudan Suryo mengungkapkan, sekali panen bisa menghasilkan 82-87 ton daging ayam. Peternakan tersebut baru berdiri selama empat bulan dan menjadi satu-satunya peternakan modern di Kota Malang.
“Peternakan kami bisa menampung hingga 60.000 ekor ayam tetapi sekarang masih 42.000 ekor. Kalau dari peternakan modern ini, satu-satunya kendala cuaca, kadang panas kadang hujan. Cuaca berpengaruh pada pembesaran pedaging,” ujar Hudan.
Baca juga: Dugaan Korupsi Vaksin PMK, Wagub Malang Serahkan Penanganan ke Aparat Penegak Hukum
Terkait harga pakan, Hudan mengaku tidak khawatir sebab sudah bekerja sama dengan Kelompok Tani (Poktan). Begitu juga dengan pengolahan limbahnya sudah ada pembelinya.
“Meskipun harga ayam dan pakan naik, kami tidak terpengaruh karena sudah bekerja sama dengan Poktan dan peternak mitra. Limbah peternakan ini juga ada yang beli, Rp5.000 per saknya,” tutup Hudan. (ws10/rhd)