Malang, SERU.co.id – Pengungkapan kasus mutilasi di sebuah rumah kos di jalan Sawojajar Gang 13A, RT1 RW3, Kelurahan Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang kini masuk dalam babak rekonstruksi, Rabu (24/1/2024). Dalam reka ulang tersebut, pelaku meragakan 21 adegan, yang diawali dari kedatangan korban hingga pembuangan dan penguburan angota tubuh korban.
Kasatreskrim Polresta Malang Kota, Kompol Danang Yudanto menjelaskan dalam rekonstruksi tersebut ditemukan fakta baru dalam proses pembunuhan korban. Dimana dua bacokan yang pelaku lakukan dalam menghabisi nyawa korban dilakukan dengan jeda waktu.
“Total ada 21 adegan. Fakta baru tadi hanya ada penambahan, ketika membacokan celurit untuk yang pertama kali korban roboh, masih sempat melawan. Kemudian dalam kondisi terbaring sambil menutup mulut korban ditambahkan satu kali lagu bacokan ke lehar korban sehingga korban meninggal dunia,”seru Danang, di hadapan watawan SERU.co.id.
Baca juga: Pembunuhan Sawojajar, Pelaku Mengaku Telah Memutilasi Korbannya
Danang menerangkan, proses rekonstruksi pembunuhan disertai pemutilasian itu yang dilakukan pelaku ini berjalan dengan lancar, adegan dimulai dari kedatangan koraban mengunakan kendaraanya menuju rumah kos pelaku.
“Rangkaian memang sesuai dengan hasil penyidikan dan keterangan para saksi bahwa dia korban ini datang menuju kos dari pelaku, kemudian terjadi cekcok. Kemudian pelaku membacokkan celurit yang sudah tersimpan di sana sebelumnya. Yang sehari-hari digunakan untuk membersihkan makam, sebanyak dua kali,”bebernya.
Baca juga: Kepolisian Masih Terus Mencari Bagian Tubuh Korban Mutilasi Sawojajar
Selanjunya, pelaku juga melakukan adegan pemotongan tubuh korban hingga menjadi 9 bagian. Setelah berhasil dipotong, tubuh korban dibagi ke wadah yang berbeda.
“Memisah-misahkan dari 3 kresek, secara bergiliran membuang potongan tubuh dari korban berupa badan atau torso bagian tubuh, tengah, kemudian anggota gerak dibuang di aliran Sungai Bango di dekat jembatan tadi. Kemudian untuk kepala, kemudian telapak tangan dan telapak kaki dikuburkan di lokasi ini (dibawah pohon bambu tak jauh dari sungai), setelah itu kresek yang dibuat memuat potongan telapak tangan, telapak kaki dibuang di sungai di depan lokasi penguburan,” ucapnya.