Ahmad Irawan: Pemilu Jembatan Awal Menyusun Program Pembangunan

Ahmad Irawan: Pemilu Jembatan Awal Menyusun Program Pembangunan
Politikus Partai Golkar Ahmad Irawan. (foto:ist)

Malang, SERU.co.id – Jadwal pemunggutan suara Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) kurang 26 hari lagi. Nanti pada 14 Februari jutaan penduduk Indonesia yang memiliki hak pilih dan tidak kehilangan hak pilih diharapkan mendatangi Tempat Pemunggutan Suara (TPS) untuk menyalurkan hak suaranya.

Politikus muda Partai Golkar Ahmad Irawan berpendapat, nasib bangsa Indonesia untuk lima tahun kedepan ada di tangan rakyat. Jadi Pemilu merupakan jembatan awal untuk menyusun program pembangunan oleh pemerintah bersama anggota DPR, DPD dan DPRD.

Bacaan Lainnya

 “Jadi sayang kalau kita sia-siakan kesempatan itu. 14 Februari merupakan hari sakral bagi bangsa Indonesia. Karena saat itu akan dipilih wakil rakyat (DPR, DPD dan DPRD, Red) sekaligus memilih pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden. Jadi jangan salah pilih pemimpin, supaya program pembangunan bangsa ini tak salah sasaran,” terang dia.

Berikutnya, kata Ketua  Departemen Pemenangan Pemilu Partai Golkar Zona 3 Wilayah Jawa Timur, sisa waktu 26 hari, ia mengajak seluruh caleg Partai Golkar lebih rajin turun ke masyarakat. Mendengarkan sekaligus berusaha mencarikan jalan keluar atas persoalan yang terjadi dimasyarakat.

 “Intinya kita harus rajin turun ke bawah. Mendengarkan keluhan mereka (masyarakat, red).  Anggota dewan memang tak memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan dan keputusan seperti kepala daerah dan Presiden. Tapi hak anggota dewan adalah sebagai penyambung lidah/aspirasi untuk disampaikan ke pemerintah,” ucapnya.

Pada Pemilu 2024, Ahmad Irawan yakin suara Partai Golkar lebih baik dari Pemilu 2019. Dia melihat dan merasakan sendiri, antusias masyarakat, khususnya kader dan simpatisan Partai Golkar diakar rumput all out untuk memenangkan Partai Golkar dalam Pemilu tahun 2024.

 “Saya bersama teman-teman sering menemui masyarakat. Masyarakat yang pernah merasakan masa kejayaan Partai Golkar dan pernah merasakan manfaat dari program kerja Partai Golkar pada Pemilu tahun ini tetap solid untuk mendukung dan memilih Partai Golkar lagi,” urainya.

Selanjutnya, selain sering bertemu masyarakat. Ahmad Irawan mengajak seluruh caleg Partai Golkar peka terhadap perubahan situasi dan kondisi yang ada dilapangan. Misalkan saat ini jumlah pemilih generasi Z, diperkirakan mencapai 66.8 juta pemilih.

Kata Irawan, setiap caleg harus mengerti kebutuhan generasi Z apa. Selanjutnya mencari jalan keluar atas persoalan yang dihadapi pemilih anak muda itu. “Prinsipnya, harus berkomunikasi dengan pemerintah. Supaya persoalan yang dihadapi generasi Z bisa terjawab dan melegakan mereka,” tambah alumni Universitas Muhammdiyah Malang (UMM).

Di sisa waktu kampanye, Ahmad Irawan berharap caleg Partai Golkar sering turba.untuk menjalin silahturahmi dengan masyarakat. Sebab cara itu dinilai efektif untuk mengerti persoalan masyarakat.

 “Kalau sering kemasyarakat akan kita ketahui persoalan yang terjadi. Misalkan warga mengeluhkan jalan rusak, pelayanan kesehatan yang kurang baik. Biaya sekolah masih mahal. Harga sembako mahal. Petani mengeluhkan soal harga pupuk dan masih banyak lainnya,” tambah dia.

Kalau saat ini ada kelompok masyarakat kurang puas dengan kinerja pejabat pemerintah dan anggota dewan itu wajar. Karena penilaian masyarakat obyektif.

“Bisa jadi lima tahun lalu memilih caleg A. Ternyata setelah duduk dikursi dewan lupa pada masyarakat. Baru mendekat lagi saat pemilu seperti sekarang ini. Silahturahmi harus tetap dijaga supaya, masyarakat merasa ada pihak yang memperhatikan dan ada tempat untuk menyalurkan aspirasinya,” imbuhnya.

Ahmad Irawan, optimis bahwa saat ini masyarakat sudah sangat bijak dalam menghadapi situasi dan kondisi yang terjadi di Indonesia. Sehingga, meskipun ada perbedaan pilihan, kondusivitas dalam bersosial dan bermasyarakat tetap terjaga. (Adv/red/man)

disclaimer

Pos terkait