Batu, SERU.co.id – Berulang kali, Sungai Paron yang terletak di wilayah Desa Bumiaji meluap hingga menyebabkan banjir yang membawa material sampah dan lumpur. Warga dan relawan bencana harus berulang kali pula turun ke lapangan untuk melakukan pembersihan sisa banjir.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Batu, Ir Alfi Nurhidayat, ST MT IPM mengungkapkan, adanya beberapa faktor yang membuat banjir ini kerap terulang. Faktor tersebut antara lain curah hujan tinggi, kemiringan lereng DAS curam dan tata guna lahan. Selain itu jenis tanah adalah aluvial atau tanah sisa bekas endapan lumpur.
“Ini tipe DAS, kapasitas saluran tersumbat sampah dan material kayu,” seru Alfi sapaannya.
Kadis PUPR Kota Batu, Alfi mengatakan, untuk menghadapi kondisi ini, pihaknya telah merancang rencana darurat. Yakni langkah-langkah naik itu untuk jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Langkah jangka pendek yaitu dengan menggunaksn akses early warning system (EWS) untuk kejadian banjir, SOP penanganan banjir di saluran dan normalisasi saluran.
Baca juga: Jelang Nataru, PUPR Batu “Standby” kan Alat Berat di Beberapa Titik Rawan Bencana
“Termasuk optimalisasi pembuangan air ke pelimpah samping pada pembagi BPKr 9 dengan peninggi ambang dengan penempatan kisdam dari karung serta gali waled disekitar lokasi,” tuturnya.
Untuk rencana jangka menengah, pihaknya akan melakukan pembangunan check Dam series di hulu bangunan BPKr 9. Ini adalah sebuah solusi untuk meminimalisir Bed Load dan Suspended Load sehingga pendangkalan di Dam berkurang. Sedangkan pembangunan jangka panjangnya, yaitu pembangunan bending gerak menggantikan bendung yang ada sebagai irigasi dan pengendalian banjir.
Baca juga: Dinas PUPR Batu Pastikan Pembangunan Pedestrian dan Pelebaran Jalan Tuntas Sebelum Nataru
“Sepanjang tahun 2023 sudah diadakan 6 kali penanganan agar tidak terjadi banjir yaitu 4 kali diadakan normalisasi, dan 2 kali diadakan operasi pemeliharan pintu air irigrasi,” ungkap alumni ITS ini.
Alfi menambahkan, bahwa pada 2022 lalu Pemkot Batu melalui OPDnya sudah menganggarkan pemasangan boxculvert senilai 500 juta dan bangunan pengendali banjir senilai Rp 300 juta. Untuk rehabilitasi saluran dan bangunan pelimpah dianggarkan Rp 2 miliar dan biaya Check Dam series 3 titik untuk penahanan sedimen Rp 750 juta. Sehingga total anggaran yang disediakan saat itu sebesar Rp 3,55 miliar.
Baca juga: DPUPR Batu: Buang Sampah Sembarangan Penyebab Bencana
“Program antisipasi banjir di sekitar Kali Paron ini diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi masyarakat dan infrastruktur Kota Batu dari dampak banjir,” pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, Sungai Paron yang ketap disebut Kali Paron oleh warga setempat sering kali menjadi langganan banjir terutama di musim penghujan. Tercatat, sungai ini telah mengalami banjir cukup parah sebanyak 4 kali yaitu pada 4 November 2021, 8 dan 26 Maret 2023 serta 8 desember 2023. (dik/mzm)