Cabai Rawit dan Merah Penyebab Inflasi November Kota Malang

Ilustrasi cabai rawit dan merah sebabkan inflasi. (ist) - Cabai Rawit dan Merah Penyebab Inflasi November Kota Malang
Ilustrasi cabai rawit dan merah sebabkan inflasi. (ist)

Malang, SERU.co.id – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang November 2023 mengalami inflasi. Yakni sebesar 0,40 persen (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya, sebesar 0,26 persen (mtm). Terutama didorong cabai rawit dan merah, yang menjadi salah satu penyebab inflasi.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang, Samsun Hadi mengatakan, inflasi didorong kenaikan harga kelompok makanan, minuman dan tembakau. Dengan andil 0,37 persen (mtm), kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 0,05 persen (mtm) dan kelompok transportasi 0,01 persen (mtm).

Bacaan Lainnya

“Secara tahun kalender dan tahunan, Kota Malang mengalami inflasi masing-masing sebesar 2,34 persen (ytd) dan 2,94 persen (yoy). Jadi inflasi di Kota Malang masih tetap terkendali di kisaran rentang sasaran inflasi 3±1 persen,” seru Samsun.

Baca juga: Beras dan BBM Pemicu Inflasi Kota Malang Bulan Oktober 2023

Samsun menambahkan, inflasi Kota Malang terutama didorong oleh kenaikan harga pada komoditas cabai rawit, cabai merah, emas perhiasan, bawang merah dan telur ayam ras. Masing-masing dengan andil 0,18 persen, 0,06 persen, 0,04 persen, 0,03 persen, dan 0,02 persen (mtm).

“Inflasi aneka cabai dan bawang merah terjadi seiring menurunnya pasokan akibat kemarau panjang. Kemudian menaikan harga komoditas pendukung sektor pertanian, seperti pupuk dan pestisida,” imbuh mantan wartawan ekonomi salah satu media nasional ini.

Kemudian inflasi emas perhiasan didorong melemahnya dolar, sesuai ekspektasi The Fed AS, selesai menaikkan suku bunganya. Sementara inflasi pada komoditas telur ayam terjadi seiring kenaikan permintaan di tengah penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Begitu juga harga daging ayam ras, buah naga dan anggur menurun seiring melimpahnya pasokan.

Sementara itu, inflasi lebih tinggi tertahan deflasi pada kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga. Dengan andil -0,04 persen (mtm) dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan -0,002 persen (mtm).

Begitu juga deflasi pada komoditas bensin, daging ayam ras, buah naga, sabun detergen bubuk/cair dan anggur. Masing-masing dengan andil -0,07 persen, -0,03 persen, -0,01 persen, -0,01 persen dan -0,004 persen (mtm).

“Tekanan inflasi domestik terus menurun dan lebih rendah dari prakiraan. Risiko El Nino ke depan masih perlu diwaspadai. Namun dampaknya diprediksi berkurang, seiring masuknya musim hujan akhir tahun 2023,” lanjut Samsun, sapaan akrabnya.

Baca juga: Kelompok Makanan dan Minuman Sumbang Inflasi Tertinggi di Kota Malang

Sebagai upaya pengendalian inflasi dan berlanjutnya Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Dilaksanakan Gerakan Pasar Murah (GPM) di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Senin (20/11/2023).

“Sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia Malang akan terus diperkuat melalui GNPIP. Dan penguatan program 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi serta Komunikasi efektif). Tujuannya, menjaga level inflasi berada dalam rentang sasaran 3 ± 1 persen,” tutup Kepala KPwBI tersebut. (ws10/rhd)

Pos terkait