Malang, SERU.co.id – IKIP Budi Utomo (IBU) patut berbangga hati, lantaran nilai-nilai ke-BudiUtama-an telah teraplikasikan dalam kehidupan para alumninya. Hal ini tercermin dalam bentuk kepedulian para alumni kepada adik-adik mahasiswa IBU yang terdampak Covid-19. Dimana para alumni berbagai lintas angkatan ini membagikan sembako kepada ratusan mahasiswa IBU, di Kampus C, Selasa (12/5/2020) sore.
Rektor IBU, Dr H Nurcholis Sunuyeko, MSi, mengapresiasi kepedulian alumni terhadap mahasiswa IBU. Meski disebut giat kepedulian ini sebagai inisiatif mandiri nan mulia dari para alumni, di sisi lain menunjukkan cerminan diri para alumni hasil tempaan ke-BudiUtama-an yang ditanamkan IBU.

“Alumni bagi IKIP Budi Utomo adalah keluarga dan perpanjangan tangan institusi. Sekaligus cerminan IKIP Budi Utomo di masyarakat, dimana baik buruknya kami juga terejahwantakan pada alumni,” ungkap Nurcholis.
Dengan uluran tangan kepedulian alumni, Nurcholis merasa tidak sendirian dalam mengurus mahasiswa dalam menghadapi pandemi Covid-19. “Kami juga turut bangga karena nilai-nilai ke-BudiUtama-an, yang salah satunya adalah nilai kepedulian dapat benar-benar tercermin terinternalisasi pada diri alumni. Saya juga berpesan kepada alumni IBU yang ada di luar daerah, agar bisa turut menebar manfaat bagi lingkungan sekitar,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, Nurcholis berpesan agar mahasiswa dapat mengikuti jejak langkah para alumni kelak ketika sudah lulus. “Untuk anak-anakku para mahasiswa, ini adalah kakak-kakak kalian. Saya harapkan, para mahasiswa dapat belajar bahwa kelak ketika menjadi alumni juga bisa ikut andil dalam keberlangsungan IBU mendatang,” pesannya.
Dengan bantuan sembako yang diberikan, dimana pada tahap pertama dibagikan 150 paket dan 275 paket pada tahap kedua, diharapkan mahasiswa tidak keluar rumah untuk mencari bahan makanan. Pun bantuan pemasangan jaringan internet wifi gratis untuk 200 kos-kosan, yang rencananya akan dibiayai penuh selama 2-3 bulan.
“Kami siapkan semuanya, mulai paket sembako untuk kebutuhan makan sehari-hari. Hingga jaringan internet wifi gratis di masing-masing kos-kosan. Berapa lamanya, lihat kondisi nanti. Dengan harapan, agar mahasiswa bisa belajar maksimal dalam meningkatkan keilmuan melalui kelas daring,” terang Nurcholis.
Terkait kelas daring, imbuh Nurcholis, bagi IBU bukanlah sesuatu yang baru. Pasalnya, selama dua tahun sebelum pandemi Covid-19, IBU sudah menggunakan kelas-kelas daring. “Ketika ada situasi pandemi seperti ini, kami tinggal melakukan penyesuaian-penyesuaian yang tidak banyak. Alhamdulillah tidak ada kendala berarti,” tandas Nurcholis.
Sementara perwakilan alumni IBU, Nanang Nurochmad mengatakan, hubungan emosional yang erat dengan almamater IBU Malang, menjadikan hubungan kekeluargaan sampai kapanpun. “Di tengah situasi pandemi Covid-19 ini, kami melihat Pak Rektor IBU begitu peduli dengan mahasiswa. Hal itu mengetuk kami hingga tergerak dan bahu-membahu ikut bersama peduli terhadap adik-adik mahasiswa. Walaupun tak banyak yang kami berikan, mudah-mudahan dapat langsung dirasakan oleh adik-adik kami,” harapnya.
Senada rekan alumni lainnya, Siswanto mengaku soliditas alumni IBU tak perlu diragukan. Alumni akan selalu hadir, dalam kegiatan positif kampus IBU. Pasalnya, mereka bisa menjadi seperti sekarang ini berkat peran insitusi IBU tercinta. “Kami bisa punya inisiatif ini, karena dulu juga mengalami hal yang adik-adik alami, meski dengan tantangan berbeda. Jadi selayaknya kami ikut peduli terhadap apa yang menjadi kebutuhan IBU,” seru mantan defender PS Arema legendaris ini. (rhd)