Pengamen Jalanan Nekad Naik Bus Pariwisata, PR Kenyamanan Wisata Di Kota Batu

Pengamen Jalanan Nekad Naik Bus Pariwisata, PR Kenyamanan Wisata Di Kota Batu
Ilustrasi bus pariwisata yang sedang parkir di obyek wisata menunggu rombongannya. (foto: dik)

Batu, SERU.co.id – Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan di Kota Batu ternyata turut meningkatkan kerawanan pada keamanan pengunjung. Salah satu hal yang dirasakan adalah gangguan dari pengamen jalanan yang nekad mengais rejeki di atas bus pariwisata.

Tidak jarang pemandu wisata maupun tour leader harus berhadapan langsung dengan oknum pengamen yang ngotot naik ke Bus untuk “menyumbangkan” suaranya.  Bahkan tidak jarang pula mereka menjalankan aksinya itu dalam kondisi terpengaruh minuman keras. Hal ini tentu saja sangat meresahkan dan bisa berdampak pada wisata di Kota Batu.

Bacaan Lainnya

Ketua DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kota Batu, Asep Abiyanto S.Psi, mengaku tidak sekali dua kali dirinya mendapatkan laporan gangguan pada anggotanya yang sedang “on duty”. Untuk itu dirinya berharap permasalahan ini agar segera bisa ditindaklanjuti agar tidak mencoreng pariwisata Kota Batu. Kendati tidak ada aturan tertulis larangan ngamen di Bus Pariwisata,  namun keamanan dan kenyaman tamu wisata perlu jadi prioritas utama.

“Aturan tertulis tentang pengamen dilarang ngamen diatas Bus Pariwisata, memang saya belum pernah melihatnya. Tapi tindakan tersebut (ngamen di bus pariwisata) tentu saja menganggu kenyamanan rombongan wisata yang sedang sedang menikmati tripnya,” serunya.

Baca juga: Satpol PP Kabupaten Malang Bakal Terus Edukasi Pengamen dan Anak Jalanan

Alasan lain, kehadiran pengamen jalanan tersebut bisa mengganggu trip wisata, karena dikhawatirkan yang naik ke atas bus justru orang yang berniat jahat sedang menyaru sebagai pengamen. Bilamana lengah, barang-barang berharga atau bawaan tamu rombongan bisa lenyap dibawa kabur. Apabila itu terjadi, pihak biro perjalanan wisata dan pemimpin perjalanan (Tour leader) atau juga Guide pasti akan kena komplain tamu wisata.

“Selama ini kami berupaya untuk menjaga agar keselamatan tamu termasuk barangnya tetap terjaga. Bila ada yang ingin berjualan seperti asongan, kami minta untuk tidak naik ke atas bus. Seperti halnya para pedagang asongan di kawasan rest area Bromo yang tetap sabar menunggu tamu turun dari bus,” ujarnya.

Baca juga:Dinsos dan Satpol PP Batu Terus Giatkan Operasi PPKS

Asep, sapaannya menuturkan,  menurut laporan dari guide yang bertugas di lapangan, pengamen jalanan ini biasa beraksi ketika bus pariwisata sedang menunggu rombongan wisata sedang jalan-jalan. Terkadang mereka juga memanfaatkan kesempatan naik ke bus saat sedang macet atau menunggu traffic light menyala hijau di persimpangan.

Aksi mereka selalu berpindah-pindah, karena mereka biasanya bersama partner lain yang standby membawa motor.

“Sering kami mengalah dengan memberikan kompensasi uang atau rokok supaya mereka tidak naik ke bus, tetapi mereka tetap ngotot. Setelah kami ancam untuk telpon polisi baru nyali mereka ciut,” ungkapnya.

Menyikapi hal ini pula, DPC HPI Kota Batu segera menyurati Kepolisian Resor Batu dan Komisi B DPRD yang membidangi pariwisata. Dengan harapan agar bisa dicari jalan keluar terkait permasalahan seputar kenyamanan wisatawan di Batu. Menurutnya harus segera ada tindakan nyata, apalagi sekarang sedang memasuki high season.

“Hal ini tidak bisa dibiarkan. Mungkin bisa jadi nanti ada solusi-solusi lain yang bisa diambil. Misalnya para pengamen yang masih berkeliaran ini supaya bisa terwadahi. Mereka juga saya yakin butuh makan. Tapi caranya yang kurang tepat,” pungkasnya. (dik/ono)

 

disclaimer

Pos terkait