Malang, SERU.co.id – Cacingan biasanya terjadi pada anak-anak, sebab mereka belum dapat menjaga dan membersihkan dirinya sendiri. Dan efek infeksi cacingan pada anak dapat mengganggu pertumbuhan, kesehatan dan prestasi sekolah pada buah hati. Solusinya, segera berikan obat cacing dan terapkan pola hidup sehat.
Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dr Hawin Nurdiana MKes SpA mengatakan, cacing adalah salah satu parasit yang dapat masuk ke dalam tubuh. Dan menyebabkan gejala penyakit yang disebut sebagai cacingan. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi anak berumur lebih dari dua tahun untuk mengonsumsi obat cacing.
“Ada beberapa akibat dari infeksi cacing pada anak, yaitu dapat membuat anak lemas, lesu, pucat, serta nafsu makan menjadi berkurang. Jika nafsu makan anak berkurang, maka pertumbuhan pada anak pun akan terganggu. Jika anak lemas, lesu, dan pucat, maka saat menyerap pelajaran pun akan kesulitan,” seru Hawin, sapaan akrabnya.
Baca juga: UMM Lepas Empat Tim Berlaga di KMHE dan KKCTBN 2023
Tak hanya itu, dokter praktek di RSU UMM ini menyampaikan, gejala cacingan lainnya yakni muncul dalam bentuk diare berlendir hingga berdarah. Namun, tidak semua diare berlendir dan berdarah itu disebabkan oleh cacingan. Sehingga tinjanya harus diperiksakan lebih lanjut lagi dan mendapatkan penanganan.
“Jika sudah bergejala sampai mengganggu kesehatan anak, maka mengonsumsi obat cacing bisa dicoba sebagai terapi. Dengan mengonsumsi obat cacing, harapannya bisa mengatasi infeksi cacing,” jelasnya.
Hawin juga memberikan beberapa tips untuk menghindari penyakit cacingan. Di antaranya:
- Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), misalnya dengan mencuci tangan sebelum makan dan minum.
- Memakai alas kaki, utamanya di luar rumah agar kulit tidak melakukan kontak langsung dengan tanah.
- Memperhatikan kebersihan makanan. Contohnya, mencuci sayur dan buah sebelum di konsumsi. Sebab, hal itu merupakan salah satu sumber penularan. Bisa saja terdapat telur cacing pada makanan dan minuman yang ingin kita konsumsi.
- Memotong kuku seminggu sekali.
- Mengkonsumsi obat cacing secara rutin terutama di lingkungan yang endemis.
- Menjaga kebersihan secara umum seperti menjaga kebersihan rumah, sprei, halaman, dan lainnya.
- Rutin mengonsumsi obat cacing enam bulan sekali.
“Misalnya ada cacing kremi yang ditularkan lewat sprei. Cacing kremi biasa keluar dari anus anak pada malam hari, sehingga kena sprei dan tempat sekelilingnya. Jika kita tidak menjaga kebersihannya, maka bisa menular ke orang sekitar,” tegasnya.
Baca juga: Menhan Prabowo Subianto Apresiasi UMM Ciptakan Peluang bagi Maba
Terakhir, Hawin berharap, agar sekolah dan masyarakat sekitar bisa lebih sering memberikan edukasi terkait infeksi cacing.
“Ini tidak boleh diremehkan. Infeksi ini akan sangat merugikan generasi Indonesia, mengingat anak-anak merupakan generasi muda Indonesia yang sangat berharga,” tandasnya. (rhd)