Batu, SERU.co.id – Petugas pemadam kebakaran dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Batu masih terus berupaya memadamkan kebakaran di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah TPA Tlekung. Tanpa henti petugas melakukan penyiraman pada titik api yang sudah menghanguskan sekitar 1000 M2 area sampah sejak terbakar kemarin sore.
Ditemui SERU.co.id, Kabid Pemadaman, Penyelamatan dan Sarpras Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Batu, Santoso Wardoyo mengaku saat ini petugas non stop melakukan penyiraman. Silih berganti, armada tangki air dari DPKP, Perumdam Among Tani dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu terus mengisi tangki air di mobil pemadam. Adapun jenis api yang dihadapi oleh petugas pemadam adalah api yang ada di permukaan dan tapi yang bersarang di dalam sampah.
“Kita lakukan lokalisir terhadap api maupun hotspot agar tidak meluas. Lalu kita lakukan penyiraman dan kita giring apinya agar sedikit demi sedikit berkurang,” serunya.
Baca juga: Musim Kemarau, Petani Kentang Brakseng Mulai Andalkan Penyiraman dengan Pompa Air
Santoso mengaku, untuk memadamkan api di TPA telekung pihaknya sudah melakukan segala daya upaya dan strategi. Salah satunya adalah dengan melakukan penyiraman secara terus menerus. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penyalaan api yang berulang.
“Kedalaman area yang terbakar antara 0 sampai 2 meter. Untuk mengejar titik api yang berada di dalam kedalaman tersebut memang membutuhkan kerja ekstra,” ungkapnya.
Santoso menyebutkan, pihaknya membutuhkan suplai air yang melimpah agar penyiraman terhadap sumber api bisa segera tuntas. Dengan begitu pihaknya melibatkan instansi lain yang mampu menyuplai air untuk mobil pemadam. Sementara jumlah personel dari Damkar yang diperjuangkan ada sekitar 60 personel dengan sistem kerja bergantian.
“Kita terapkan sistem pergantian supaya tidak putus penanganannya. Sebab kalau sampai terputus ini bisa menyebabkan api menyala kembali,” cetusnya.
Saat ditanya target api bisa dipadamkan, Santoso memperkirakan masih membutuhkan waktu antara 12 sampai 18 jam. Kendala yang mungkin dihadapi antara lain proses suplai air, faktor cuaca dan angin. Ia pun berharap, kedepannya pihak terkait yang secara langsung mengelola TPA Tlekung untuk meningkatkan kewaspadaan agar kebakaran tidak terulang kembali.
“Yang harus diwaspadai apabila sudah muncul asap di antara sampah, maka itu di dalamnya sebenarnya sudah terbakar. Harus segera diatasi sebelum apinya semakin membesar,” tukasnya.
Baca juga: Pemkot Batu dan Warga Sepakat Hentikan Pengiriman Sampah ke TPA Tlekung
Sementara itu Kepala DPKP Kota Batu menyebutkan, total armada truk tangki yang digunakan untuk mengambil air sebanyak 7 armada. 2 (dua) armada dari DLH, 2 (dua) armada dari Perumdam Among Tirto dan 3 armada mobil tangki milik Damkar sendiri. Hingga berita ini diturunkan setidaknya sudah lebih dari 150 rit armada tersebut bolak-balik mengambil air. Petugas pemadam sendiri dibatasi waktu kerja maksimal 3 jam untuk bisa bergantian dengan petugas yang lain.
“Teknisnya pergantian ini kita lakukan di ujung selang. Jadi, petugas yang akan menggantikan turun ke ujung selang untuk menggantikan petugas yang menyiram hotspot dan api,” pungkasnya. (dik/mzm)