Sampah Residu Kota Batu Siap Dimusnahkan dengan Tiga Unit Incinerator

Pj. Wali Kota Batu Dr. Aries Agung Paewai SSTP MM meninjau Incinerator di TPA  Tlekung. (ist) - Sampah Residu Kota Batu Siap Dimusnahkan dengan Tiga Unit Incinerator
Pj. Wali Kota Batu Dr. Aries Agung Paewai SSTP MM meninjau Incinerator di TPA  Tlekung. (ist)

Batu, SERU.co.id – Pengadaan mesin pembakar sampah Incinerator, digadang-gadang mampu menjadi solusi untuk menuntaskan masalah sampah residu di Kota Batu. Saat ini, 3 (tiga) unit Incinerator sudah siap beroperasional untuk mendukung pengelolaan sampah secara cepat.

Pj. Wali Kota Batu, Dr Aries Agung Paewai SSTP MM Saat berkunjung ke TPA Tlekung, menyaksikan perakitan 3 mesin incinerator (teknologi pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik). Alat pembakar sampah sampah ini akan diuji coba di TPA Tlekung sebanyak 2 unit dan  Kelurahan Sisir 1 unit. Sementara total alat yang didatangkan Pemkot Batu sebanyak 4 (empat) mesin.

Bacaan Lainnya

“Alhamdulillah, sudah datang 3 alat incinerator di TPA Tlekung. Semoga ini akan mempercepat untuk mengolah sampah residu yang tidak bisa diolah lebih lanjut,” seru Pj Walikota Aries.

Baca juga: Pemkot Batu dan Warga Sepakat Hentikan Pengiriman Sampah ke TPA Tlekung

Incinerator sendiri merupakan alat yang digunakan untuk membakar limbah padat dengan memanfaatkan pembakaran. Teknologi bakar sampah ini merupakan alternatif untuk mengurangi timbunan limbah secara efektif dan efisien. Sebab pembakarannya dilakukan dengan suhu tinggi.

“Energi panas yang bisa dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber listrik,” tuturnya.

Baca juga: DLH Batu Paparkan Timeline Residual Waste Processing ke Komisi C

Pengelolaan sampah di TPA Tlekung, selain dengan incinerator, juga menggunakan metode Sanitary landfill. Sanitary landfill merupakan sebuah sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan dengan cara ditimbun dan dipadatkan. Kemudian sampah tersebut ditutup dengan tanah sebagai lapisan penutup.

“Timbunan sampah akan ditutup dengan tanah dan dilakukan dengan berkala. Cara ini dilakukan agar potensi sampah yang merusak lingkungan dapat diperkecil,” pungkasnya. (dik/mzm)

Pos terkait