“Alangkah baiknya jika kita support menjadi produk baik dan dapat memenuhi e-katalog dan ini sudah terwujud. Seperti beberapa waktu lalu turun ke SMK produknya mesin pencacah makanan ternak. Kita mencoba kerjasama antara SMK dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian maupun Dinas Perinaker. Kami dapat laporan dari salah satu kepala sekolah, produknya sudah diakses dinas terkait,” ujar Bupati.
Untuk itu, apa yang disampaikan ini pada dasarnya, potensi-potensi yang perlu mendapat dorongan akses informasi dan membuka jaringan. Sehingga jalan pemasaran terbuka termasuk kemampuan marketing-nya. Sebab, akses informasi bagian dari keberhasilan produk.
“Akses informasi harus kita buka. Selain itu, akses permodalan. Pemerintah punya BPR. Lewat BPR masyarakat mendapatkan akses permodalan. Jangan gunakan cara singkat dan kurang tepat. Misal tidak menggunakan badan usaha yang benar. Kita harus kerja sama antara pemerintah dengan swasta agar mendukung ekonomi bisa maju,” jelas Bupati.
Lebih lanjut, Bupati Anna menjelaskan hadirnya pemerintah dalan membuka fasilitas-fasilitas tersebut untuk mendorong perekonomian. Selain menggerakkan produk unggulan di 28 kecamatan, pemerintah dapat menyisir produk-produk terpendam lainnya. Sebab, pengunjung datang karena ada produk-produk baru.
Bupati Anna juga berterima kasih pada jajaran forkopimda, seluruh dinas, camat dan pihak pengusaha baik swasta, BUMN dan BUMD. Sebab, stakeholder terkait tersebut memiliki tugas pendampingan dan pemberdayaan masyarakat. Karena pencapaian pemerintah ialah bukti kerjasama semua pihak. (*/ono)