Malang, SERU.co.id – Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Malang mengadakan workshop strategi mencegah tindakan anarkis dan disintegrasi bangsa. Sebagai bentuk kohesi kebangsaan mengajak bersama-sama seluruh stakeholder yang dihandle dan ditangani oleh FPK.
Wakil Wali Kota Malang, Ir H Sofyan Edi Jarwoko mengatakan, tujuan workshop menyukseskan agenda nasional yaitu Pemilu 2024. Dilaksanakan dalam rangka mengajak bersama-sama seluruh stakeholder yang dihandle dan ditangani oleh FPK.
“Kegiatan ini untuk menyukseskan pentingnya agenda nasional yaitu Pemilu. Dimana forum pembauran ini wujud dari warga yang datang di Kota Malang, dari seluruh Indonesia yang ada di forum pembauran,” seru Bung Edi, sapaan akrabnya, di Hotel Montana, Jl. Kahuripan, Kota Malang, Jum’at (1/9/2023).
Bung Edi menambahkan, FPK dari berbagai stakeholder dari organisasi serta elemen masyarakat. Semua stakeholder perlu berkolaborasi, karena tidak semua bisa sendiri-sendiri.
“Yang hadir adalah kalangan perguruan tinggi, karena beliau-beliau juga memandu banyak mahasiswa-mahasiswi dari seluruh Indonesia dan mancanegara. Begitu juga dari TNI-Polri, karena TNI-Polri tidak bisa kerja sendiri,” tegasnya.
Terkait pemilu sendiri, Wawali berharap, jangan sampai overlap. Peran-peran yang ada di Pemilu juga harus dijalankan.
“Pemerintah memfasilitasi, saya tadi sudah menyampaikan, peran-peran yang ada sesuai pemilu itu harus dijalankan. Jangan sampai terjadi overlaped,” tegas Bung Edi.
Ketua FPK Kota Malang, Ade Sarif Hidayat menjelaskan, peran FPK dalam menaungi suku dengan mengajak mediasi dan musyawarah. Seperti kejadian di Tegalgondo wilayah Kabupaten tempo lalu, akibat kematian salah satu mahasiswa asal NTT dan merembet ke Kota Malang.
“FPK perwakilan/tokoh-tokoh dari masing-masing suku itu, kita ajak mediasi dan musyawarah. Kemudian kita lapor ke pak wawali sebagai dewan pembina dan dilaporkan ke pak wali, dan langsung mengadakan rapat koordinasi di balaikota,” jelas Ade.
Lalu Ade menjelaskan, upaya pencegahan tindakan anarkis serta disintegrasi melalui forum. Dengan itu, FPK mengundang organisasi daerah kemahasiswaan serta ketua atau sesepuh organisasi daerah.
“Puncaknya pada 18 Juli dari Indonesia Timur mengadakan Deklarasi Indonesia Damai, tempatnya di Unggul Karanglo. Alhamdulillah sudah ada pencetus deklarasi damai itu oleh bang Moses dari Indonesia Timur,” tutur Ade.
Beberapa kali FPK mengadakan workshop dan sarasehan kepada orda-orda kemahasiswaan, khususnya di wilayah Malang Raya.
“Saat ini sebanyak 17 suku yang sudah tercatat oleh FPK. Karena orda-orda ini juga ada ketua-ketua dan sesepuhnya di FPK,” tandas Ade. (ws8/rhd)