Pertahankan Adat, Warga Dungus Ngawi Gelar Tradisi Nyadran

Warga Dungus menggelar arak-arakan gunungan dan encek berupa makanan dan hasil bumi sebagai bagian dari acara bersih desa atau nyadran - Pertahankan Adat, Warga Dungus Ngawi Gelar Tradisi Nyadran
Warga Dungus menggelar arak-arakan gunungan dan encek berupa makanan dan hasil bumi sebagai bagian dari acara bersih desa atau nyadran.

Ngawi, SERU.co.id – Mempertahankan budaya dan adat istiadat, warga Dusun Dungus, Desa Karangasri, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi menggelar kegiatan Bersih Dusun atau Nyadran, Jumat (4/8/2023).

Kepala Desa Karangasri, Haryono Seputro mengatakan, kegiatan nyadran ini adalah komitmen warga Dusun Dungus untuk menguri-uri (merawat) budaya leluhur. Acara ini diselenggarakan setiap tahun, namun pada tahun ini dikemas dengan berbeda tanpa mengurangi nilai sakralnya.

“Kegiatan nyadrannya setiap tahun, tapi perayaan dan kirab gunungan dan encek baru kali ini dilakukan,” seru Haryono Seputro.

Dari pantauan SERU.co.id, ribuan warga mulai dari anak-anak hingga dewasa terlihat antusias memadati jalanan Dusun Dungus. Mereka nampak berbondong-bondong untuk selanjutnya berkumpul di jalanan desa sembari membawa encek berupa makanan. Ada sebagian yang membawa hasil bumi yang disusun rapi dalam bentuk gunungan.

Hal tersebut dilakukan karena prosesi Nyadran di Desa Karangasri tahun ini dikemas dengan konsep yang lebih segar, yaitu dengan adanya arak-arakan gunungan dan encek berupa makanan dan hasil bumi. Para warga harus berjalan sekitar 5 kilometer menuju sendang punden desa yang menjadi titik akhir prosesi tersebut.

Martinah, salah seorang warga mengaku senang dengan adanya kemasan baru dari pemerintah desa setempat dalam menyelenggarakan nyadran atau bersih desa kali ini. Warga rela bergotong royong hingga begadang untuk mempersiapkan membuat gunungan yang diarak keliling desa tersebut.

“Kita mempersiapkan sudah dari kemarin mas, untuk menyusun gunungan hingga lembur,” ujar Martinah sembari memamerkan hasil rebutan gunungannya tersebut.

Kemasan baru dalam tradisi nyadran di Dusun Dungus ini mendapat apresiasi positif dari budayawan asli Ngawi Dhalang Poer. Menurutnya tradisi seperti ini harus dipertahankan. Selain untuk menguri-uri budaya juga untuk mempertahankan tempat-tempat sakral agar tidak hilang tergusur perkembangan zaman.

“Kegiatan ini positif, selain untuk pengingat masa lalu, kegiatan seperti ini harus tetap dipertahankan karena banyak sumber-sumber (air) yang mati karena tidak lagi diuri-uri, dikhawatirkan nanti tempat-tempat seperti ini bisa tergusur,” terang pencipta Lagu Gang Dolly tersebut.

Selain itu, Dhalang Poer juga mengaku, salah satu pohon gayam yang ada di sendang punden tersebut merupakan salah satu inspirasi untuk menulis syair lagu ciptaannya. Hal itu sebagai salah satu caranya mengenalkan budaya kepada generasi muda.

“Saya sempat membuat lagu yang bercerita tentang pohon gayam itu, dan ada kaitannya juga degan tradisi nyadran ini,” pungkasnya.

Lewat tradisi bersih desa atau nyadran ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi warga untuk senantiasa mensyukuri nikmat yang telah diperoleh dan mengajarkan untuk saling berbagi. Selain itu, tradisi ini sebagai salah satu upaya masyarakat untuk menjaga kerukunan serta wujud syukur dari hasil bumi di tengah era modern saat ini. (nug/ono)

Pos terkait