Malang, SERU.co.id – Mengantisipasi kelangkaan LPG 3 kg di berbagai wilayah, Pemerintah Kabupaten Malang berkordinasi dengan pihak Pertamina Hiswana Migas. Hal ini terkait dengan rencana ekstra dropping LPG ke pangkalan yang tersebar di wilayah Kabupaten Malang.
Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto menuturkan, berdasarkan data dari Bagian Sumberdaya Alam Setda Kabupaten Malang, pasokan LPG pada 2023 mengalami penurunan.
“Jatah LPG tahun 2022 mencapai 104.176 matrik ton menjadi 99.241 matrik ton pada tahun 2023. Dengan kuota sebanyak 106 ribu tabung per hari untuk seluruh wilayah Kabupaten Malang,” seru Didik.
Didik mengatakan, kelangkaan pasokan LPG memang menimbulkan permasalahan bagi masyarakat, sehingga diperlukan perencanaan yang cukup matang. Yakni dengan pengklasteran di wilayah-wilayah atau pembagian regional, seperti yang disampaikan Pertamina.
Mengatasi kelangkaan LPG melon yang telah terjadi sejak 27 Juli 2023 lalu itu, pemerintah menambah ekstra dropping tabung sebanyak 8 ribu per hari.
“Usai melakukan koordinasi dengan Pertamina dan Hiswana Migas, diberikanlah ekstra dropping menjadi 114 ribu tabung per hari,” terang Didik.
Penambahan kuota tabung tersebut nantinya akan disebar ke 1.618 pangkalan LPG yang tersebar se-Kabupaten Malang. Didik juga mengimbau kepada masyarakat agar mengubah perilaku penggunaan LPG
“Ada beberapa proses yang perlu kita lakukan dan dipersiapkan dengan matang, agar kelangkaan ini tidak sampai mengganggu proses perekonomian warga masyarakat, secara khusus pada pelaku UMKM dan warga kurang mampu,” tegasnya.
Sementara itu, pihak Pertamina SAM Retail Malang, Sindhu Priyo Windoko menjelaskan, untuk saat ini persedian LPG dikatakan masih aman.
Namun, disebutkan ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadi kelangkaan LPG di beberapa wilayah. Seperti keterlambatan dalam mendistribusikannya.
“Penyebab kelangkaan di antaranya karena keterlambatan distribusi. Juga karena tingginya permintaan dengan banyaknya warga yang menggelar hajatan secara bersamaan,” terang Sindhu. (wul/ono)