Ratusan Rumah dan Lahan Pertanian Warga Pujiharjo Rusak Pasca Diterjang Banjir

Lahan pertanian warga Pujiharjo yang rusak diterjang banjir. (ist) - Ratusan Rumah dan Lahan Pertanian Warga Pujiharjo Rusak Pasca Diterjang Banjir
Lahan pertanian warga Pujiharjo yang rusak diterjang banjir. (ist)

Malang, SERU.co.id – Ratusan rumah warga Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo hancur dan dua rumah rusak berat, pasca diterjang banjir luapan Sungai Tundo dan Sungai Purwo dalam beberapa hari lalu. Tak hanya bangunan rumah, lahan pertanian milik warga juga rusak sehingga mengalami gagal panen. Saat ini, bantuan yang sangat dibutuhkan adalah perbaikan rumah warga dan pengerukan sungai serta bronjong penyangga air bah saat hujan.

Kepala Desa Pujiharjo, Hendrik Arso mengatakan, ratusan rumah warganya terendam air banjir. Dan tak sedikit pula rumah warga yang rusak maupun hancur dampak dari musibah itu.

Bacaan Lainnya

“Ratusan rumah terendam banjir, tergenang. Kalau rumah rusak berat ada dua rumah. Sementara satu rumah hancur terseret banjir,” seru Hendik Arso.

Dirinya mengaku, saat ini bantuan yang sangat mendesak dan dibutuhkan oleh warga masyarakat Pujiharjo terdampak adalah pembenahan rumah. Kemudian pengerukan sungai serta 1.000 bronjong, yang digunakan untuk penahan air bah saat hujan deras kembali melanda wilayah ini.

“Kami membutuhkan 1.000 bronjong untuk penahan tanggul sungai, termasuk kita butuh perbaikan dan pengerukan sungai. Kalau tidak segera dilakukan pengerukan dan perbaikan, ya sia-sia, karena faktor utama banjir ini berasal dari luapan sungai,” terangnya.

Lahan pertanian berubah jadi jalan air dan rawa. (ist)

Dia mengaku, guna mengantisipasi agar tidak menjadi lokasi langganan banjir tahunan, pihaknya dan warga sudah melakukan berbagai upaya pencegahan. Seperti normalisasi sungai dengan melakulan pengerukan menggunakan alat berat yang biayanya cukup mahal.

“Dana kami sampai habis untuk melakukan normalisasi sungai. Kita bagian sewa alat berat sendiri dan itu biayanya mahal. Kami berharap Pemerintah Propinsi (Pemprov) Jawa Timur, bisa melakukan pengerukan dan normalisasi aliran sungai,” harapnya.

Kades tersebut mengatakan, untuk total kerugian pasca banjir mencapai lebih dari Rp400 juta. Dimana kerugian tersebut bersumber pada kerusakan beberapa infrastruktur di desa, seperti lahan dan sawah yang cukup banyak.

“Kalau untuk sawah yang terdampak banjir ada banyak, 10 hektaran lah. Bahkan ada sawah warga kami yang sudah berubah jadi sungai,” pungkasnya. (wul/rhd)

Pos terkait