Lestarikan Monumen, Prajurit Skadron Teknik 022 Lanud Abd Saleh Cuci Pesawat di Suhat

Perawatan Monumen Pesawat di Jalan Sukarno Hatta oleh tim Skadron Teknik 022 Lanud Abd Saleh. (jup) - Lestarikan Monumen, Prajurit Skadron Teknik 022 Lanud Abd Saleh Cuci Pesawat di Suhat
Perawatan Monumen Pesawat di Jalan Sukarno Hatta oleh tim Skadron Teknik 022 Lanud Abd Saleh. (jup)

Malang, SERU.co.id – Sejumlah prajurit Skadron Teknik 022 Lanud Abd Saleh mencuci monumen pesawat yang ada di Jalan Sukarno Hatta sejak Rabu (12/7/2023) pagi. Pencucian itu sekaligus dalam pelestarian monumen di Kota Malang jelang Hari Bakti ke-76 TNI AU.

Kasilamja Skadron Teknik 022 Kapten, Deddy Yahya Khristianto menyampaikan, upaya menjaga kondisi monumen pesawat ini bukan kali pertama dilakukan. Namun karena dinamika lapangan, pelaksanaan pencucian monumen baru bisa dilakukan ada Juli 2023.

Bacaan Lainnya

“Sebetulnya setiap tahun kami ada kegiatan rutin seperti ini namun untuk yang 2023 dari hasil koordinasinya, kami mencari momen yang tepat dan diputuskan pada bulan Juli ini,” seru Deddy.

Deddy menegaskan, momen perawatan ini sekaligus menyambut Hari Bakti TNI AU yang jatuh pada 29 Juli mendatang.

“Karena bulan Juli ini merupakan bulan yang spesial bagi kami. Karena di tanggal 29 Juli nanti kami akan melaksanakan hari bakti TNI AU yang ke 76,” imbuhnya.

Perawatan terhadap monumen-monumen yang ada di Kota Malang tidak hanya terjadi di Jalan Sukarno Hatta. Monumen lainnya juga akan diagendakan untuk dilakukan perawatan selanjutnya.

“Harapannya kita bisa merangkul generasi mudah untuk mengetahui sejarahnya monumen ini, juga supaya kita bisa meregenerasi insan dirgantara terutama yang ada di Kota Malang,” jelas Deddy.

Sementara, Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang, Rakai Hino menyampaikan, monumen pesawat termasuk dalam obyek diduga cagar budaya (ODCB). Meskipun begitu, monumen ini turut andil bagi bangsa Indonesia karena terlibat dalam operasi Dwikora.

“Kalau umur monumen pesawat ini, merupakan pesawat buatan blok Timur yakni Uni Soviet Rusia dan masuk ke Indonesia pada tahun 1960 an dan beroperasi hingga 1969,” ujar Rakai.

Terlepas daripada itu, Rakai menyoroti kebersamaan semua pihak yang turut serta meelstarikan dan menjaga monumen bersejarah di Kota Malang.

“Yang penting niat untuk melibatkan kita, niat untuk mengajak kita mengawasi bareng, ntah dicuci ntah diapalah, niat itu yang kita apreasi,” tandasnya.

Tidak hanya para prajurit Skadron Teknik 022, kegiatan perawatan monumen pesawat ini juga dibantu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang dan dari petugas Pemadam Kebakaran Kota Malang. (jup/mzm)

Pos terkait