Efisiensi Kerja di Dunia Fotografi dengan AI, PFI Gandeng Beon Intermedia Gelar Diskusi

Perwakilan PFI Malang, Nedi saat mennggapi kehadiran Artificial Intelligence di dalam dunia fotografi. (ist) - Efisiensi Kerja di Dunia Fotografi dengan AI, PFI Gandeng Beon Intermedia Gelar Diskusi
Perwakilan PFI Malang, Nedi saat mennggapi kehadiran Artificial Intelligence di dalam dunia fotografi. (ist)

Malang, SERU.co.id – Pewarta Foto Indonesia (PFI) Malang Raya bersama Beon Intermedia menggelar diskusi bertajuk “AI Lens: Menerobos Batasan dalam Fotografi dan Branding,” yang diselenggarakan di gedung Malang Creative Center (MCC), Minggu (2/7/2023). Pelibatan topik Artificial Intelligence (AI) dalam diskusi tersebut bukan tanpa alasan, namun AI sudah mulai melekat dalam mendukung dunia fotografi.

Perwakilan PFI Malang, Nedi Putra menyampaikan dalam diskusi itu, teknologi AI juga mempermudah fotografer dalam menganalisis dan memproses gambar secara otomatis. Kemudian, memudahkan untuk mengenali wajah dan objek dalam gambar.

Bacaan Lainnya

“AI dapat menganalisis ekspresi wajah dalam foto untuk menentukan sentimen atau emosi yang ditampilkan oleh orang-orang dalam gambar. Serta dapat digunakan untuk melakukan pencarian gambar berdasarkan konten visual,” seru Nedi.

Nedi melanjutkan, pada beberapa bagian tertentu, AI dapat digunakan untuk mengedit gambar secara otomatis berdasarkan preferensi atau gaya tertentu. Sekaligus, dapat membantu mengenali teks dalam gambar, seperti tanda atau spanduk, dan mengubahnya menjadi teks yang dapat dibaca.

“Kemudian, AI dapat membantu fotografer jurnalis dalam mengatur metadata gambar, seperti informasi lokasi, tanggal, atau keterangan gambar,” tambahnya.

Sehingga, menurutnya dengan bantuan AI, para juru foto cenderung mendapatkan hasil yang optimal serta meningkatkan efisiensi kerja di dalam profesinya.

“Fotografer dapat memperoleh hasil yang lebih baik, meningkatkan efisiensi kerja, dan menyampaikan cerita dengan lebih efektif melalui gambar,” pungkas dia.

Turut hadir dalam diskusi tersebut, pewarta foto senior, Beawiharta yang menyampaikan pentingnya perubahan gaya media massa konvensional di tengah membanjirnya informasi. Termasuk terhadap fotografi jurnalistik, di tengah gairah budaya visual, turut mengalami perubahan bentuk penyajian maupun mediumnya.

“Kemudahan dan kepraktisan teknologi tersebut membawa tantangan besar bagaimana fotografi jurnalistik tetap bisa diterima dan dinikmati publik. Apalagi kehadiran jurnalisme warga turut memberikan pengaruhnya pada setiap peristiwa,” ujar Beawiharta.

Namun, Head of Corporate Communication Beon Intermedia, Andina Paramitha menegaskan, teknologi AI hanyalah sebuah alat. Dan bagaimanapun tidak bisa menggantikan kemampuan manusia seutuhnya.

“Teknologi hanyalah tools yang mempermudah pekerjaan. Ingat, hanya tools. Misalnya, untuk kebutuhan riset jadi lebih cepat dan mudah. Teknologi sifatnya hanya mendukung saja,” ujar Andien.

Ia melanjutkan, diantara kemampuan manusia yang tidak bisa digantikan AI saat ini adalah wisdom, perspektif, emosional, value dan relations. (jup/mzm)

disclaimer

Pos terkait