Jakarta, SERU.co.id – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD buka suara soal polemik Ponpes Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat. Ia menyampaikan, rapat lintas lembaga dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah dilakukan untuk membahas persoalan tersebut.
Mahfud berujar, pihaknya masih mempelajari polemik ini. Menurutnya, polemik yang terjadi di Ponpes Al Zaytun adalah fenomena yang baru sehingga tidak dapat disikapi dengan sembarangan.
“Masih dipelajari karena itu kan fenomena yang baru. Kita enggak boleh sembarangan menyikapi tanpa mendalami. Kita sedang mendalami itu semua,” seru Mahfud, Kamis (22/6/2023).
Baca juga: Kereta Cepat Jakarta Bandung Ajab Gratis Selama 3 Bulan
Ia menuturkan, pihaknya harus memilah perihal pelanggaran hukum dan pembinaan pesantren, termasuk menjaga para santri. Pemerintah juga akan mendalami posisi dan peran pesantren sebagai lembaga pendidikan dan pihak yang terlibat dalam pengelolaan.
“Ini tahun politik, kami akan memilah mana yang hukum, yang politik, dan yang politisasi situasi. Tapi kami akan bekerja cepat,” ungkapnya.
Ponpes Al Zaytun sedang mendapatkan sorotan karena sejumlah kegiatan yang menimbulkan kontroversi. MUI menyatakan, ponpes tersebut terafiliasi dengan gerakan Negara Islam Indonesia (NII). Kesimpulan ini sudah pernah diungkap oleh MUI 11 tahun yang lalu.
Baca juga: LPG Melon Langka, Pertamina Himbau Masyarakat Beli di Pangkalan Resmi dan SPBU
“Hasil penelitian MUI sudah jelas bahwa itu (Al Zaytun) terindikasi atau terafiliasi dengan gerakan NII. Sudah sangat jelas,” ungkap Wasekjen Bidang Hukum dan HAM MUI Pusat Ichsan Abdullah.
Ichsan menjelaskan, afiliasi Ponpes Al Zaytun dan NII terlihat dari pola rekrutmen yang dilakukan dari segi penghimpunan dan penarikan dana ke anggota dan masyarakat.
Selain itu, baru-baru ini kontroversi yang dilakukan oleh Ponpes Al Zaytun adalah menempatkan jemaah perempuan di shaf depan sejajar dengan jemaah laki-laki. Dalam sejumlah dokumentasi salat Id, terlihat seorang jemaah perempuan salat di barisan depan berada diantara jemaah laki-laki. Shaf salat juga terlihat berjarak dan menggunakan kursi. (hma/rhd)