Malang, SERU.co.id – Rapat paripurna DPRD tentang Ranperda Penanaman Modal sampai pada tahapan penyampaian pandangan umum fraksi, Jumat (19/5/2023) sore. Salah satu sorotan terkait peran broker investor yang diduga kuat menjadi penghalang tumbuh suburnya investor di Kota Malang. Di sisi lain, Ranperda Penanaman Modal demi melindungi UMKM dan menarik investor.
Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika menyampaikan, DPRD secara intensif akan mengevaluasi apa yang perlu dibenahi. Khususnya kaitannya dengan penanaman modal di Kota Malang.
“Kami melihat ada sesuatu yang salah, sehingga dari sisi aturan dan regulasi, akan kami lihat dahulu. Setelah itu baru kami akan membenahi yang lain. Tadi juga beberapa yang disebutkan oleh fraksi, di Kota Malang ini dari sisi perizinan, terutama broker-broker yang harus dibersihkan,” seru Made, sapaan akrabnya.
Selain adanya broker yang mengganggu, Made juga melihat adanya potensi-potensi di Kota Malang yang perlu digali lebih dalam. Termasuk potensi kuliner yang begitu menjanjikan di Kota Malang. Termasuk bidang jasa akomodasi, seperti keberadaan hotel-hotel yang jumlahnya terbatas.
“Yang paling disoroti adalah potensi Kota Malang yang belum tergali dengan baik, padahal potensi kita luar biasa. Kenapa Kabupaten Malang dan Kota Batu bisa menangkap itu. Tapi Kota Malang tidak,” imbuh Made.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Malang menegaskan, tingginya ketertarikan investor yang masuk ke Kota Malang juga perlu dikendalikan. Sehingga tidak mengganggu kelangsungan para UMKM yang sudah berjalan.
“Poin pentingnya, penanaman modal sebagai bentuk investasi yang masuk di Malang. Jangan sampai menganggu usaha kecil, yaitu UMKM yang sudah ada,” ujar Bung Edi, sapaan akrabnya.
Tentunya, dengan banyaknya investor yang hadir untuk menanamkan modalnya, sekaligus bisa membuka lapangan pekerjaan baru.
“Tadi juga diharapkan, dipacu investasinya supaya mampu mengurangi angka pengangguran. Oleh karena itu, perlu stimulan dan kemudahan,” jelasnya.
Sebenarnya angka investasi yang telah masuk di Kota Malang tercatat di angka yang membanggakan pada beberapa tahun terakhir. Namun, adanya pembahasan ranperda tentang penanaman modal, diharapkan bisa mampu memberikan regulasi yang lebih baik. Dan saling menguntungkan bagi banyak pihak.
“Ini sangat positif, karena kita dengan sangat cepat merespon itu. Bukan tidak ada sama sekali investasi di Malang. Cukup tinggi, tadi dilaporkan tahun 2021 ada 700 miliar, tahun 2022 sekian, di tahun 2023 menyentuh angka 1 triliun,” pungkasnya. (jup/rhd)