Jakarta, SERU.co.id – Hacker LockBit mengklaim sebagai dalang di balik gangguan yang terjadi pada sistem Bank Syariah Indonesia (BSI) beberapa hari ini. Hal ini diungkapkan di platform intelijen dan investasi dark web di Twitter @draktracer_int.
LockBit menyebut berhasil mencuri sekitar 1,5 terbyte yang ada dalam sistem BSI. Setidaknya terdapat 9 basis data yang terdiri dalam 9 basis data.
“Kelompok ransomware LockBit mengaku bertanggung jawab atas gangguan layanan di Bank Syariah Indonesia (BSI). (Mereka) menyatakan bahwa itu (gangguan) adalah akibat dari serangan mereka,” tulis Dark Tracer, Sabtu (13/5/2023).
Data-data tersebut meliputi nomor HP, alamat, nama, informasi dokumen, jumlah saldo bank, nomor kartu, transaksi yang dilakukan, dsb), dokumen finansial, legal, NDA (kontrak kerja bank/non-disclosure agreement), dan kata sandi (passwords) semua layanan internal dan eksternal yang ada di bank.
LockBit mengaku mencuri data pada 8 Mei 2023 dan memberikan waktu tiga hari kepada BSI untuk mengontak pihaknya. Tanggal tenggat terakhir bagi BSI adalah pada 15 Mei pukul 21.09 UTC, atau tanggal 16 Mei pukul 04.09 WIB. Tak sekedar mengambil data, LockBit mengancam akan membocorkan data nasabah.
Kelompok LockBit merupakan salah satu hacker yang paling aktif menyebar ransomware setidaknya pada Januari-Maret 2022. Kelompok ini menguasai setidaknya 38% serangan ransomware. Selama Q1 2022, LockBit membocorkan 200 data korban dengan ransomware ini.
Sebelumnya, pada Kamis (11/5/2023) pihak BSI menyatakan seluruh sistemnya baik layanan cabang, ATM, dan mobile banking sudah beroperasi secara normal. Terkait dugaan serangan hacker, BSI menyatakan masih harus melakukan investigasi. (hma/rhd)