Jakarta, SERU.co.id – Pusat Pimpinan Muhammadiyah mengeluarkan keputusan penarikan dana dari Bank Syariah Indonesia (BSI). Selanjutnya dana dialihkan ke Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat dan bank syariah lainnya. Penempatan dana terlalu banyak di BSI dinilai berisiko dan BSI dinilai sudah kuat setelah merger.
Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas mengatakan, keputusan tersebut diambil karena risiko. Penempatan dana Muhammadiyah terlalu banyak berada di BSI.
“Secara bisnis tentu dapat menimbulkan risiko konsentrasi. Sementara bank syariah lainnya masih sedikit, sehingga tidak bisa berkompetisi dengan penempatan dana maupun pembiayaan yang ditawarkan BSI. Ke depan tentu persaingan antara bank syariah tidak akan sehat dan kami tidak menginginkan itu,” seru Anwar, Rabu (5/6/2024).
Penarikan dana dari BSI sudah pernah dikaji PP Muhammadiyah pada 2020 saat BSI hasil merger bank syariah BUMN. Saat itu, BSI dinilai sudah kuat dengan aset secara keseluruhan mencapai Rp214,6 triliun.
“Untuk itu, Muhammadiyah sebaiknya memberikan dukungan kepada bank-bank syariah lain yang jauh lebih dekat dengan umat. Sejalan dengan komitmen Muhammadiyah ingin memajukan ekonomi umat. Misalnya Bank syariah yang memberdayakan UMKM,” terangnya.
Baca juga: Muhammadiyah Tetapkan Iduladha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024
Merespon hal ini, Corporate Secretary BSI, Wisnu Sunandar menyampaikan, BSI berkomitmen selalu melayani dan mengembangkan ekonomi umat. Di antaranya melayani segala lini masyarakat, baik institusi maupun perorangan.
“BSI ingin terus untuk meningkatkan inklusi dan penetrasi keuangan syariah. BSI siap berkolaborasi dengan seluruh stakeholder dalam mengembangkan berbagai sektor ekonomi umat, terlebih UMKM. Per Maret 2024, BSI telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp59,2 triliun yang didominasi sektor UMKM sebesar Rp46,6 triliun,” bebernya.
Sebelumnya, BSI juga menggandeng PP Muhammadiyah, BP Tapera dan Perumnas dalam penyaluran pembiayaan kepemilikan rumah bersubsidi KPR Sejahtera FLPP kepada pegawai di lingkungan Amal Usaha Muhammadiyah.
“Begitu juga dengan kerja sama membantu pelaku UMKM di bawah naungan PP Muhammadiyah agar bisa naik kelas. Dan menumbuhkan minat masyarakat yang ingin menjadi wirausaha,” pungkas Wisnu. (aan/rhd)