Sementara itu, Letda Arm Alvin Diza mengakui banyak hikmah yang mereka dapatkan, salah satunya dari kajian Kitab Ayyuhal Walad, yaitu untuk meningkatkan kesabaran.
Ia berharap dengan mental yang baik selama pembinaan di Pesantren Kilat itu bisa melahirkan prajurit TNI AD yang beritikad dan berperilaku baik seperti yang diharapkan oleh Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf.
“Itu tentu saja berguna buat diri pribadi mereka dan lingkungannya,” pungkasnya.
Perlu diketahui, Pesantren Kilat merupakan salah satu program yang digagas oleh Pangdam V/Brawijaya.
“Jadi selama bulan Ramadan bila ada tentara yang berminat nyantri untuk memperdalam ilmunya di pesantren-pesantren itu dipersilahkan. Saya dukung mereka sehingga nantinya setelah selesai nyantri mereka bisa menjadi imam shalat atau penceramah di lingkungan batalyon dan masyarakat. Inilah adalah salah satu tambahan modal kemampuan prajurit yang akan memperbesar kesempatan mereka melakukan komunikasi sosial dengan masyarakat,” tegas Mayjen TNI Farid Makruf. (pen/ono)