Sementara itu, Rektor Universitas Brawijaya (UB), Prof Widodo SSi MSi PhD MedSc berharap, tak hanya Creative Lounge.yang diberikan oleh Pegadaian. Dirinya yakin, sivitas akademika yang dipimpinnya juga memerlukan layanan Pegadaian di kampus UB, bahkan tak menutup kemungkinan masyarakat dari luar kampus.
Disebutkannya, saat ini mahasiswa UB sekitar 70.000 orang dengan dosen dan tenaga pendidik mencapai 5.000 orang. Menurutnya, keberadaan outlet Pegadaian akan sangat bermanfaat dengan beragam produk dan layanan yang ditawarkan oleh Pegadaian. Terlebih jika Pegadaian dapat bersinergi dengan Badan Usaha Universitas.
“Bisa juga PT Pegadaian bersinergi dengan badan usaha milik UB, dimana masing-masing pihak bisa belajar dan tumbuh bersama. Mahasiswa dapat mengembangkan keilmuan dan kreativitasnya, mempelajari cara pelayanan dan tata kelola, jenis produk layanan dan investasi emasnya. Sebagaimana mottonya, menyelesaikan masalah tanpa masalah,” beber Prof Widodo, sapaan akrabnya.
Harapannya, melalui wadah TGCL ini, mahasiswa UB mampu membuat dan mengembangkan berbagai startup, strategi bisnis, hingga inovasi baru lainnya. Salah satu wujudnya, Pegadaian menghadirkan booth finalis Top 10 Sociopreneurship Challenge, kompetisi ide dan inkubasi kewirausahaan sosial dan diinisiasi oleh PT Pegadaian. Beberapa diantaranya merupakan mahasiswa UB.
Disinggung terkait regulasi jam operasional TGCL yang berada di dalam kampus, Rektor UB memberikan kebijakan yang sama terkait jam malam. Yakni operasional TGCL FEB UB hingga jam 22.00. (rhd)