Malang, SERU.co.id – Berkaca dari Pemilu legislatif tahun 2019 lalu, partisipasi perempuan dalam politik, khususnya dalam penyelenggaraan Pemilu cukup aktif. Baik itu sebagai calon legislatif (Caleg), penyelenggara Pemilu maupun sebagai pemilih. Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat ada sebanyak 282 caleg perempuan dan tingkat partisipasi wanita dalam mencoblos mencapai 81,5 persen.
Komisioner KPU Kabupaten Malang, Marhaendra Pramudya Mahardika menuturkan, bahkan jika dilihat dari internal partai, jumlah caleg perempuan lebih tinggi dibanding caleg laki-laki. Namun untuk Pemilu 2024, ia belum memprediksi apakah kondisinya masih sama ataupun berubah karena masih dalam proses pendaftaran.
“Untuk jumlah caleg perempuan pada Pemilu 2024 belum diketahui, karena proses pendaftaran belum dimulai,” seru Marhaendra Pramudya Mahardika.
Selain partisipasi perempuan tinggi dalam pemilu 2019 lalu, antusias pemilih kaum hawa tersebut juga tergolong tinggi. Dengan persentase mencapai 81,03 persen pemilih perempuan yang menggunakan hak pilihnya. Sedangkan untuk pemilih laki-laki, selisih sedikit dibawahnya yaitu 78,52 persen.
Menurut Mahardika, hal ini tidak ada kaitannya dengan ketimpangan antar gender antara wanita dan juga laki-laki.
“Di Kabupaten Malang tidak ada ketimpangan (gender), tidak ada pretensi negatif. Kalau di sini (Kabupaten Malang) relatif merata. Peluang untuk memilih dan dipilih saya kira tidak ada masalah. Porsinya juga cukup besar,” ungkapnya.
Baca juga: BCAD Perempuan PKS Siap Menang, Bukan Sekedar Pelengkap
Dirinya juga menyebut, antusias perempuan juga dapat dilihat dari badan Ad hoc. Di mana, 25 persen Panitia Pemilu Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) di Kabupaten Malang untuk saat ini diisi oleh perempuan.
