Tercatat sejumlah langkah pengendalian yang gencar dilakukan TPID Kota Malang. Di antaranya operasi pasar minyak goreng bersama Kementerian Perdagangan di sejumlah pasar rakyat. Selain itu, telah dilakukan intervensi melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras oleh Bulog.
“Upaya lain yang berkontribusi positif adalah kebijakan menahan kenaikan tarif angkutan dan PDAM,” tandasnya.
Terpisah, Wali Kota Malang, Sutiaji menyambut baik dan menyatakan, kesiapan seluruh jajarannya untuk terus mengawal inflasi. Sebagaimana arahan Presiden Jokowi mencermati dinamika ekonomi global saat ini.
“Dalam berbagai kesempatan selalu saya tekankan, bahkan tidak hanya kepada jajaran TPID. Tapi masyarakat juga kita ajak untuk turut berperan. Angka inflasi yang rendah ini tentu jadi bekal optimisme di tengah kewaspadaan yang wajib kita jaga terus,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang, Samsun Hadi mengatakan, inflasi Januari 2023 didorong kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran. Dengan andil terbesar berasal dari makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0,30% (mtm).
“Disusul kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 0,17% (mtm). Serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,02% (mtm),” beber Samsun.
Berdasarkan komoditasnya, inflasi didorong oleh kenaikan harga kontrak rumah dengan andil 0,18% (mtm), beras 0,09% (mtm), cabai rawit 0,08% (mtm), rokok kretek 0,07% (mtm) dan minyak goreng 0,03% (mtm).
“Peningkatan harga kontrak rumah didorong oleh penyesuaian tarif di awal tahun dan transmisi dampak tidak langsung kenaikan BBM. Sementara tren kenaikan harga beras masih berlanjut seiring stok BULOG yang masih berada dibawah target CBP di tengah proses impor beras dan masa tanam beras,” urai pria asal Pasuruan ini.