Pengelolaan sistem serupa telah dikembangkan di Lamongan dan operasional berjalan sukses. Sehingga Raymond optimis, jika potensi air permukaan di Kota Malang bisa dioptimalkan sampai dengan 1.500 bahkan 2.000 liter per detik.
“Nantinya kita harapkan dari 200 lps bisa meningkat sampai 1.500 lps dalam lima tahun. Sehingga kemandirian air minum tercapai di Kota Malang. Masuknya 200 lps ke sistem layanan Perumda Tugu Tirta, paling tidak membuat layanan ke pelanggan bisa lebih stabil di tahun 2023,” terangnya.
Raymond menjelaskan, kerjasama ini akan bersifat investasi Build Operate Transfer (BOT) selama 20 tahun. Sehingga kebutuhan masyarakat dan pengamanan ketersediaan air bagi Kota Malang kedepan dapat terjamin.
“Saat ini kita sepakati 200 lps dulu, nanti baru bertahap bisa ke 300 lalu 500 lps, tidak langsung. Plus minusnya sudah kita pertimbangan sesuai dengan kajian Tim Review WTP,” ucap Direktur Utama Perumda Tugu Tirta, M Nor Muhlas SPd MSi.
Meski sudah memanfaatkan WTP, pihaknya memastikan akan tetap memaksimalkan layanan yang sudah ada dari sumber-sumber mata air dan reservoir yang tersebar. Sehingga ketersediaan suplai aman dan layanan optimal.
Dengan jumlah pelanggan saat ini mencapai 175.000 sambungan rumah (SR), maka kapasitas iddle nantinya harus mencukupi. Melalui strategi back up, tanpa harus lepas dari air sumber yang selama ini dimanfaatkan.
“Jika layanan sudah stabil, maka kita bisa menyediakan layanan untuk lebih banyak SR atau pelanggan. Dan mendorong Pemkot Malang untuk mengeluarkan regulasi baru terkait layanan air minum di Kota Malang,” tandas Muhlas. (rhd)
Baca juga:
- Kompolnas Cek Lokasi Kematian Diplomat Kemlu dan Tidak Temukan Kerusakan Fisik
- Polisi Dalami Peristiwa Kematian Misterius Pasutri di Lawang
- Eks Marinir RI Jadi Tentara Bayaran Rusia Minta Pulang ke Indonesia
- Abid Seiya Siswa SD Ngaglik 1 Batu Tembus Mayor Label, Launching Hits Lagu Bumi Kita
- DPRD Soroti Anggaran Pemeliharaan Jembatan ke Rumah Bupati Saat Warga Swadaya Bangun Jalan