Malang, SERU.co.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus melakukan upaya menciptakan lingkungan sehat guna mendukung penurunan stunting. Salah satu upaya tersebut diwujudkan dalam mengkampanyekan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di tingkat kelurahan dengan lima pilar.
Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji mengatakan, pemenuhan akses sanitasi memiliki beragam dimensi. Yaitu pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), pencapaian misi RPJMD, hingga pencapaian Kota Sehat). Sehingga goalnya derajat kesehatan warga Kota Malang meningkat terutama dalam hal penurunan angka stunting.
“Itu menjadi salah satu instrumen saja. Komponen stunting kan banyak tapi berbalik tadi lima pilar tadi bisa dilaksanakan ketika kuncinya adalah kesadaran masyarakat. Jadi lima pilar itu juga menjadi salah satu dari sekian instrumen penurunan angka stunting,” seru Sutiaji, dalam kegiatan Monev Kesehatan Lingkungan, di Hotel Savana Malang, Selasa (18/10/2022).
- Jawa Timur Tertinggi Nasional Klaim JKN Kasus Demam Berdarah Tahun 2025
- FKH UB Edukasi Manajemen Kurban dengan Prinsip Ihsan dan Higienis ke Anggota DMI dan Juleha
- Dinkes Batu Skrining Kesehatan Warga Antisipasi Penyakit Degeneratif
Seperti diketahui, lima pilar STBM sendiri adalah tidak BAB sembarangan (Stop BABS), cuci tangan pakai sabun (CTPS), mengelola air minum dan makan rumah tangga. Pilar keempat adalah pengamanan sampah rumah tangga dengan benar (PS-RT), terakhir pengamanan limbah cair rumah tangga dengan aman (PLC-RT).
Sehingga dengan kelima pilar tersebut diharapakan stunting di Kota Malang dapat ditekan dengan serendah-rendahnya. Seperti diketahui, dalam upaya penurunan stunting terdapat dua intervensi yang harus dilakukan. Yaitu intervensi sensitif dan spesifik.
“Intervensi sensitif, yaitu upaya yang ditujukan melalui berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan. Sasarannya adalah masyarakat umum,” imbuhnya.
Hal itu diwujudukan dalam beberapa program Pemkot Malang. Salah satunya adalah pembangunan sanitasi yang saat ini sudah mencapai 80 persen.
