Lebih lanjut, Sutiaji mengatakan, pihaknya akan terus berkeliling mengunjungi rumah duka untuk memberikanpenguatan. Tidak hanya di Kecamatan Kedungkandang saja, tetapi keseluruhan.
“Kecamatan yang lain nanti ada gilirannya, karena yang paling banyak adalah Kecamatan Kedungkandang. Ini juga karena keterbatasan waktu kita, besok kita teruskan, lusa juga kita teruskan,” pungkasnya.
Sementara itu, orang tua korban Tragedi Kanjuruhan, Asris (45) mengatakan, dirinya tidak menyangka harus kehilangan anak pertamanya dari tragedi tersebut. Bahrul Ulum (22) merupakan anak tertuanya.
“Saat itu jam tujuh pagi, saya hubungi kok gak bisa-bisa. Terus saya keliling ke rumah sakit Gondanglegi, ketemunya di Gondanglegi,” kata Asris.
Dirinya mengaku, Bahrul Ulum sangat menyayangi dunia sepak bola. Almarhum juga hampir tidak pernah absen menonton Arema FC bertanding. Saat tragedi tersebut, Bahrul Ulum menonton bersama dengan teman-temannya.
“Kalau saya dukung sekali kalau minatnya ke olahrga. Dia juga sering main futsal di daerah GOR Ken Arok sini,” ucapnya.
Dirinya tidak bisa berharap banyak atas kejadian yang menimpa dirinya tersebut. Asris hanya pasrah dan berusaha ikhlas atas tragedi tersebut. (bim/ono).