Menko PMK: Stunting Menurun, SDM Unggul Tercapai

menko pmk muhadjir effendy menjawab pertanyaan awak media. rhd
menko pmk muhadjir effendy menjawab pertanyaan awak media. rhd

Malang, SERU.co.id – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy mendorong peran perguruan tinggi dalam penanganan stunting. Pasalnya, ketika angka stunting menurun, maka generasi penerus yang bebas akan menjadi SDM unggul di kemudian hari.

Muhadjir Effendy menjelaskan, seribu hari awal kehidupan akan menentukan perjalanan Sumber Daya Manusia (SDM) berikutnya. Jika seribu hari awal kehidupan ini berjalan lancar, maka perjalanan berikutnya akan berjalan dengan baik. Sehingga ke depan nanti bisa menjadi SDM yang unggul dan produktif.

Bacaan Lainnya

“Tetapi kalau gagal menjalani fase seribu hari awal kehidupan, maka intervensi apapun pada perjalanan berikutnya tidak akan menghasilkan SDM yang maksimal,” seru Muhadjir, saat pidato Dies Natalis ke-21  Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri), Kamis (25/8/2022).

Disampaikan mantan Mendikbud ini, salah satu isu strategis yang menjadi perhatian Presiden Joko Widodo adalah penanggulangan stunting. Dimana saat ini, Indonesia masih berada di posisi 24,6 persen, dan ditargetkan tahun 2024 turun menjadi 14 persen.

“Maka saya mendorong peran perguruan tinggi, dalam hal ini Unitri, bisa ikut terlibat di dalam penanganan stunting,” tegasnya.

Disebutkannya, stunting sering diartikan gagal tumbuh diakibatkan gizi buruk, sanitasi buruk, dan ketidakcermatan orangtua pada pertumbuhan anak. Gambaran umum stunting diidentikkan dengan ukuran tubuh pendek dan bobot kurang.

“Padahal stunting itu sebetulnya adalah gagal tumbuh otak, dimana akhirnya akan menghalangi manusia tersebut menjadi cerdas dan unggul. Sehingga kita tidak bisa berharap banyak untuk menjadi SDM unggul. Tentu ini akan menjadi hambatan program pemerintah Indonesia kedepan pada bonus demografi 2030 dan Indonesia Emas 2045,” beber Muhadjir.

Keterkaitan stunting dan SDM Unggul, lanjut Muhadjir, sangat berkaitan. Pasalnya, pengaruh stunting akan berdampak pada Bonus Demografi, yakni momentum penentu kependudukan antara penduduk yang produktif dan non produktif.

menko pmk bersama jajaran senat rektor dan dekanat unitri 1
Menko PMK bersama jajaran Senat, Rektor, dan Dekanat Unitri. (foto rhd)

Menurutnya, salah satu penyebab stunting yang jarang disadari yaitu anemia (kurang darah) yang tidak mendapatkan perhatian. Pada wanita, berdampak pada kondisi janin yang bisa tak stabil. Di perguruan tinggi, mahasiswi diedukasi dan dipersiapkan menjadi calon ibu yang baik dan sehat.

“Ternyata stunting bukan hanya pada keluarga miskin, namun juga menengah. Pada remaja putri, diet ekstrim sangat berpengaruh. Edukasi kesehatan yang baik, maka akan berdampak pada kesehatan dirinya dan kelak  keturunannya,” ucapnya.

Dari sisi akademik dan peluang kerja, mahasiswa yang berasal dari tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), bisa dapat memanfaatkan program afirmasi. Sehingga mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri menjadi SDM Unggul dan bermanfaat di daerah asalnya ketika kembali.

“Unitri sudah melakukan program itu, harapannya bisa mendongkrak peningkatan output SDM Unggul,” tandas mantan Rektor UMM ini.

Merayakan Dies Natalis ke-21, Rektor UNITRI, Prof Dr Ir Eko Handayanto MSc menyebutkan, guna meningkatkan pelayanan akademik dan administrasi, Sistem Informasi di UNITRI telah mengalami peningkatan, yaitu adanya 11 Aplikasi Sistem Informasi, 12 Sistem Informasi yang berelasi dengan manajemen eksternal Perguruan Tinggi. Seperti LLDIKTI VII wilayah Jawa Timur, Kemendikbudristek, BAN-PT, dan LAM.

“Selain itu, terdapat 72 website dengan subdomain UNITRI.ac.id yang ditunjang Bandwith 1250 mbps,” sebutnya.

Selama kurun waktu tahun 2018 hingga 2022 (hingga Juli 2022), kegiatan kerjasama yang ada di tingkat universitas dan fakultas terus mengalami peningkatan. Jumlah kerjasama aktif di tingkat Universitas dan Fakultas hingga Juli 2022 adalah 308 kerjasama.

Universitas Tribhuwana Tunggadewi telah berhasil menghasilkan produk-produk inovasi hasil dari penelitian mahasiswa, dosen maupun kerjasama bersama mitra DUDI (dunia usaha dan dunia industri).

“Hingga tahun 2022, Universitas Tribhuwana Tunggadewi memiliki 8 produk inovasi. Seperti produk sanitizer (LiChin), biochar, asap cair, sabun cuci piring dan cuci tangan, pewangi cucian, air minum dalam kemasan. Serta pengembangan motor dengan bahan bakar baterai,” ungkapnya.

Sedangkan untuk paten, hingga tahun 2022, jumlah paten yang granted, terdaftar, dan sedang tahap pemeriksaan berjumlah 26 judul.

“Pada tahun  2021/2022, terdapat penambahan 3 paten bersertifikat dari Kemenkumham RI. Tahun 2021/2022, terdapat pula penambahan 10 ciptaan atau karya intelektual, sehingga total Hak Kekayaan Intelektual hingga tahun 2022 berjumlah 75,” pungkasnya. (rhd)

disclaimer

Pos terkait