“Distribusi telur kita dari Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Kalau ketersediaan sih aman, jadi semua bahan pokok seperti ayam, telur, terus komoditi lainnya seperti bawang putih dan merah,” tandasnya.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (Dispangtan) Kota Malang, Sri Winarni menyampaikan, dari segi produksi telur sendiri, kenaikan harga tidak berdampak. Rata-rata dari produksi setiap harinya, peternak dapat menghasilkan sebanyak 6,47 ton.
“Tidak ada dampak terhadap peternak, dari hasil pantauan Dispangtan, dengan naiknya harga telur bisa menambah penghasilan peternak,” kata Sri Winarni.
Merespon kenaikan harga pakan di kalangan peternak, pihaknya belum sampai ke tahap pemberian bantuan. Berdasarkan keterangannya, Kota Malang bukan sentra peternak telur karena jumlah peternak hanya 11 orang saja.
“Yang saya sampaikan bahwa tahun 2022 dan 2023 saat ini kita belum memberikan bantuan, karena tidak bisa tiba-tiba. Semua pasti berdasarkan rencana tahun sebelumnya, tahun depan RKPD dan KUA sudah dibahas juga di DPRD kemarin itu belum masuk program,” pungkasnya. (bim/mzm)
Baca juga:
- 42 Warga Jember Penyandang Disabilitas Terdaftar Penerima Kaki dan Tangan Palsu
- Indonesia Sukses Libas China Taipei 6-0 di Surabaya
- Danlanud Abd Saleh Ajak Prajurit Meneladani Akhlak Rasulullah dalam Menjalankan Tugas
- Perwosi Batu Salurkan Bakat Olahraga Siswi SMP/Mts Lewat Turnamen Voli
- Deflasi Kota Malang pada Agustus 2025 -0,07 Persen, Inflasi Tahunan Terkendali 2,13 Persen