Malang, SERU.co.id – Dalam pencegahan dan penekanan pergerakan angka stunting di Kota Malang, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menyebutkan butuh komitmen bersama antar pihak. Seperti diketahui, jika penekanan angka stunting sendiri merupakan perwujudan dari visi misi Pemkot Malang, yaitu meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, kesehatan dan layanan dasar lainnya bagi semua warga.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Wali Kota Malang, Ir H Sofyan Edi Jarwoko. Dirinya mengungkapkan, pencegahan stunting sendiri merupakan hal yang harus ditangani oleh Pemkot Malang. Tentu hal tersebut diimplementasikan dengan membangun komitmen bersama seluruh jajaran Ogranisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Malang.
“Jangan sampai sudah ada rekomendasi tapi tidak masuk di program masing-masing perangkat. Bukan tugasnya Dinas Sosial atau Dinas Kesehatan saja untuk menurunkan angka stunting. Jadi langkah-langkahnya ada yang bersifat preventif maupun intervensi,” seru pria yang akrab disapa Bung Edi tersebut, di ruang Tumapel Balaikota Malang, Rabu (27/7/2022).
Wakil Wali Kota Malang menyebut, strategi pencegahan stunting ini dapat dilakukan dengan pemberian edukasi kepada calon pengantin (Catin) sebagai upaya preventif. Dimana edukasi tersebut dapat mencegah kelahiran bayi stunting.
“Karena mereka (Catin) ini adalah calon ibu, calon bapak. Ini juga ada edukasi, supaya dipersiapkan betul-betul nanti saat membawa kandungan dan merawat bayinya secara baik,” imbuhnya.
Bung Edi juga menjelaskan, edukasi tersebut sangat tepat ditujukan kepada para calon ibu. Dimana hal tersebut bertujuan untuk mencegah ternjadinya tiga T, yaitu melahirkan Terlalu Muda, Terlalu Cepat (rapat jarak kelahiran) dan Terlalu Tua.
“Begitu juga edukasi kepada ibu yang masih produktif, bagaimana sebetulnya merawat keluarga sekaligus reproduksi ibu. Jarak (melahirkan) terlalu pendek kurang bagus, jadi ada tiga T itu tadi, ini yang menjadi sasaran,” kata Bung Edi.