Batu, SERU.co.id – Selama wabah PMK di Kota Batu Dinas Pertanian Batu mencatat, sudah ada 110 ekor sapi yang terpaksa dilakukan pemotongan. Ini dilakukan agar peternak tak semakin merugi. Setidaknya, hewan tersebut masih memiliki nilai jual daripada mati sia-sia.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu, Heru Yulianto mengatakan langkah tersebut dilakukan disaat mengetahui hewan terdiagnosa bergejala PMK. Langkah lain yang sudah dilakukan adalah pembatasan lalu lintas ternak dan pendirian Posko penanganan PMK.
“Dalam pembatasan ini kita melibatkan stakeholder mulai desa, kelurahan, kecamatan, Polres hingga Kodim,” serunya.
Heru, sapaan akrabnya menjelaskan, lokasi yang dipilih menjadi titik pantau adalah wilayah gerbang masuk ke Kota Batu. Lokasi ini antara lain Desa Pandanrejo, Desa Pendem, Kelurahan Songgokerto dan Desa Junrejo. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) juga dijalankan di lapangan, bekerja sama dengan berbagai lembaga seperti Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).
“Selain itu kami terus memantau sanitasi pada kandang hewan ternak. Karena keadaan kandang hewan harus bersih dari kotoran dan lainnya,” ujarnya.
Berdasarkan data laporan pada akhir pekan lalu, total sapi yang meninggal di Kota Batu sebanyak 105 ekor. Namun berbeda nasibnya dengan hewan kambing. Hingga saat ini, tidak ada satupun catatan ternak kambing yang mati.
“Angka suspek PMK di Kecamatan Batu sebanyak 487 ekor, Kecamatan Junrejo sebanyak 66 ekor dan di Kecamatan Bumiaji sebanyak 18 ekor. Ini menandakan bahwa di Kecamatan Bumiaji yang dulunya lebih banyak hewan suspek berangsur membaik,” pungkasnya. (dik/mzm)
Baca juga:
- Kodim 0833 Bersama Polresta Makota dan Instansi Lain Patroli Jaga Kamtibmas
- Babinsa Lowokwaru Dampingi Petani Tunggulwulung Panen Padi
- 42 Warga Jember Penyandang Disabilitas Terdaftar Penerima Kaki dan Tangan Palsu
- Indonesia Sukses Libas China Taipei 6-0 di Surabaya
- Danlanud Abd Saleh Ajak Prajurit Meneladani Akhlak Rasulullah dalam Menjalankan Tugas