Sinergi UMM – Kemendikbud Berikan Pendampingan Mutu 30 Sekolah Dasar di Jawa Timur

Kota Malang, SERU – Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) dan PGSD FPIK Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mendapatkan kepercayaan dari Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk melakukan “Pendampingan Mutu Sekolah Dasar Wilayah Jawa Timur 2019” pada 30 SD di Jawa Timur, yang diselenggarakan di Hotel Ollino Garden, Kota Malang, selama 2 hari (2-3/12/2019).

“Tujuannya, untuk meningkatkan kompetensi mutu sekolah dasar. Dimana mutu pendidik bersimbiosis kepada siswa-siswi terkait kompetensi maksimal. Sekolah akan dibekali 3P (Pembiasaan, Penilaian dan Pembelajaran), HOTS, dan materi lainnya.” ungkap Ketua Panitia, Arina Restian, MPd, kepada SERU.co.id

Bacaan Lainnya

Beragam materi tersebut, di antaranya Kebijakan Pendidikan RI tentang Peningkatan Mutu Kualitas Pendidik, Pembelajaran Abad 21 di Era Digital, Peningkatan Mutu Pendidik 3P (Penguatan, Penilaian dan Pembelajaran), STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts and Mathematics), Kurikulum SD (Standar Isi,  Standar Proses dan Standar Kelulusan), Gerakan Literasi Sekolah, PPK dan Ekstrakurikuler Pramuka, dan Pembelajaran HOTS.

Animo perwakilan tim SD tiap daerah. (rhd)

Nantinya, lanjut Arina, 30 sekolah tersebut bertanggung jawab untuk mengedukasi 6 sekolah lainnya dalam meningkatkan mutu sekolah di sekitar sekolah tim peserta. Bukan lagi bersaing, namun merangkul untuk bekerjasama.

“Ada 90 peserta yang terdiri dari kepala sekolah, guru kelas bawah (kelas 1-3), dan guru kelas atas (4-6), sebagai tim dari 30 sekolah. Ditargetkan tiap sekolah bertanggung jawab mengimbaskan hasil kegiatan ini kepada 6 sekolah lainnya. Sehingga nantinya ada 180 sekolah dapat meningkatkan mutu kompetensinya,” jelas dosen PGSD UMM ini.

Pola pembelajaran tak hanya sekedar teori, seperti 1+1 = 2. Tetapi melalui PBM atau Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Terlebih, Mendikbud saat ini berbasis teknologi, dan Mendikbud sebelumnya mewariskan pendidikan karakter. Sehingga pola-pola tersebut dapat teraplikasikan langsung kepada peserta didik dengan menitikberatkan peningkatan mutu di SD.

Ketua Panitia, Arina Restian, MPd, menjelaskan kepada SERU.co.id. (rhd)

“Usai kegiatan ini, tim panitia akan terjun ke sekolah langsung untuk monitoring sejauh mana proses pengimbasan yang dilakukan tim peserta kepada sekolah lainnya,” tandas Arina.

Sementara itu, Ketua DPPM UMM, Prof Dr Yus Mochamad Cholily, MSi, berharap agar kegiatan ini bisa terus berlanjut agar bisa monitoring keberlanjutan hasil di lapangan. “Konsentrasi saat ini untuk Pendidikan Dasar. Harapannya juga bisa merambah ke Pendidikan Menengah juga. Namun itu semua juga tergantung Dirjen Dikdasmen,” terang Yus, sapaan akrabnya.

Dengan pemanfaatan tim peserta, mampu secara bertahap mengimbaskan kompetensi sekolah di wilayah daerah masing-masing. Pasalnya, dari 148.805 SD di Indonesia, baru 30 persen atau 44.000 yang memenuhi delapan standar pendidikan nasional. Sisanya menjadi PR Kemendikbud bersama jajarannya. Tingginya angka PR tersebut disebabkan karena faktor demografi, SDM, komitmen pemerintah daerah, dan lainnya. (rhd)

Pos terkait