Malang, SERU.co.id – Musim hujan yang berkepanjangan, membuat sejumlah petani mengundur waktu tanam tembakau. Biasanya bulan Maret-April mereka sudah siap menyebarkan bibit namun hingga bulan Juni, mereka belum mulai menanam.
Salah satu petani tembakau, di Sumberpucung, Kabupaten Malang, Naryo menjelaskan, biasanya di daerah mereka ramai-ramainya menanam pada bulan April. Sebelum ditanami tembakau, di lahan yang sama mereka akan menanam jagung juga terlebih dahulu, namun intensitas hujan yang masih tinggi membuat jagung mereka mengalami kerusakan.
“Masih hujan terus jadi tembakau mundur, jagung aja rusak mengalami busuk batang. Jadi kalau tembakau itu, karena hujan ini kita masih mengolah tanah. Dalam waktu dekat ini akan segera kita tanami. Jika lahan sudah siap dan hujan jarang-jarang,” seru Naryo.
Para petani menjelaskan, jika mereka paksa menanam di musim penghujan, tembakau yang mereka tanam akan tumbuh dengan kualitas jelek dan mengalami kerugian.
“Kalau hujan itu susah, karena mati. Ada rekan saya hujan-hujan nanam terus sudah agak terang daun tembakannya gosong-gosong. Terus layu kemudian mati makanya nungguin terang, hujan tidak terlalu sering,” jelasnya.
Sekali menanam, Naryo akan menghabiskan 1400 bibit tembakau, yang dia beli dengan harga Rp50 ribu rupiah per 1000 batangnya di lahan yang luasnya mencapai 3 hektar tersebut.
Untuk harga, jika di musim panen raya harganya mencapai Rp70-80 ribu per kilogram. Namun kalau sudah jarang panen harga akan naik menjadi Rp100 ribuan lebih per kilogram. (ws6/ono)
Baca juga:
- Dandim 0833 Bekali Diklat Calon Paskibraka Kota Malang
- Tim Satgas Pangan Kabupaten Malang Temukan Beras Premium Diduga Oplosan di Pasar Tradisional
- BKAD Kota Malang Kebut Sertifikasi Ribuan Aset Pemerintah, Minimalisir Sengketa
- Bapenda Kota Malang Singgah Perumahan Malam Hari, Permudah Bayar PBB
- Tekan Angka Kecelakaan Lalu Lintas, Polres Malang Pasang Rambu dan Papan Peringatan Jalur Rawan