Tour ‘Mendung Tanpo Udan’, Kukuh Prasetya Kudamai Tunjukkan Eksistensi

Penampilan Kukuh Prasetya Kudamai saat membawakan karya-karyanya. (rhd) - Tour 'Mendung Tanpo Udan', Kukuh Prasetya Kudamai Tunjukkan Eksistensi
Penampilan Kukuh Prasetya Kudamai saat membawakan karya-karyanya. (rhd)

“Awak dewe tau duwe bayangan, Besok yen wes wayah omah-omahan, Aku moco koran sarungan, Kowe blonjo dasteran, Nanging saiki wes dadi kenangan, Aku karo kowe wes pisahan, Aku kiri kowe kanan wes bedo dalan…“

Malang, SERU.co.id – Tentu lirik lagu tersebut tak asing lagi di telinga kita. Sementara nama Kukuh Prasetya Kudamai tak sepopuler lagu ‘Mendung Tanpo Udan’, yang dipopulerkan oleh Ndarboy Genk dan Deni Caknan versi dangdut koplo. Kontras dengan lagu aslinya bergenre Jazz berbahasa Jawa.

Bacaan Lainnya

Sebagai seniman, pencipta musik, vokalis dan aktor, pria asal Madiun ini tetap menunjukan eksistensi dan kiprahnya dengan terus berkarya. Seperti digelutinya saat ini, dengan menggelar ‘Tour Mendung Tanpo Udan’ di sejumlah daerah Nusantara. Terkait hasil, semuanya dipasrahkan pada Sang Pencipta.

“Namanya seniman, musisi dan aktor, itu ya hidup dan pekerjaannya dengan terus berkarya dan berproses. Mendung Tanpo Udan sampai populer itu, setelah tujuh bulan Ndarboy Genk dan sebulan kemudian mas Deni deketi saya. Agar diijinkan mencover lagu itu dalam versi dangdut koplo,” seru Kukuh, sapaan akrab alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, yang mengawali karir tahun 2014.

Dalam karya-karyanya, pemilik nama asli Muhammad Kukuh Prasetya Kudamai ini, mengusung unsur Mendung dan Udan (hujan), sebagai judul. Alasannya, mendung dan hujan adalah sesuatu yang tidak bisa disadari maupun diprediksi. Meski terkadang jadi ketakutan atau kekhawatiran, yang kemudian menjadikan berkah.

“Wah mendung, mau hujan ini, terus gimana. Namun ketika mereka menikmati hujan, mendung jadi terlupakan. Padahal mendung yang menghantarkan hujan, dan keduanya tak terpisahkan,” beber Kukuh.

Diakui pemain teater ini, dalam menciptakan lagu terinsipirasi cerita perjalanan hidup dan pengalaman teman-temannya. Sehingga lagu yang dinyanyikan merupakan ‘true story’ rekan-rekannya.

“Saya banyak mendengarkan cerita dan pengalaman teman-teman. Tapi kalau pengalaman pribadi saya sendiri ga bisa, pernah mencoba tapi gagal. Karena ceritanya jadi kurang jujur,” ucapnya sambil terkekeh.

Kukuh Prasetya Kudamai. (rhd)

Dirinya menargetkan tour di Pulau Jawa, Bali Lombok dan lainnya, mampu dilaluinya dengan sukses. Namun dirinya tak terlalu berekspektasi tinggi terkait jumlah penikmat musik Jazz versi bahasa Jawa dalam tournya.

Pos terkait