Nelayan di Tulungagung Harus Tempuh 17 KM untuk Dapatkan Solar

Ilustrasi nelayan di pantai selatan Kabupaten Tulungagung. (MemoX/ist) - Nelayan di Tulungagung Harus Tempuh 17 KM untuk Dapatkan Solar
Ilustrasi nelayan di pantai selatan Kabupaten Tulungagung. (MemoX/ist)

Tulungagung, SERU.co.id – Kebutuhan bahan bakar solar menjadi nafas nelayan untuk kebutuhan melaut. Akan tetapi nelayan pantai selatan Kabupaten Tulungagung merasa kesulitan dengan jarak tempuh untuk mendapatkan solar. Itupun ada pembatasan oleh kuota pembelian sehingga mengusulkan adanya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN).

Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tulungagung, Jaiman menuturkan, jarak tempuh sejauh 17 km yang jauh membuat nelayan harus merogoh kocek lebih dalam. Pasalnya akses menuju ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) menyewa kendaraan.

Bacaan Lainnya

“Nelayan lebih banyak (transport) yang dikeluarkan. Setiap pembelian kesana kita nyarter 10 hingga 15 orang. Kalau kapalnya besar ya cuma 3 hingga 4 orang,” ungkap Jaiman, Senin (06/06/2022).

Pihaknya berharap ada 1 SPBN, karena selama ini kalau ada kelangkaan akan bingung. Sebab di Kalidawir tidak bisa, akhirnya kesana kemari mencari kekurangan solar.Para nelayan  sudah membawa surat rekomendasi dari UPT Pelabuhan, tetapi di SPBU tidak mau. Sehingga mau tidak mau harus mengikuti aturan SPBU. Dengan adanya SPBN, nantinya kebutuhan nelayan bisa tercukupi tanpa ada prasyarat yang berbelit. Secara tidak langsung akan menambah pendapatan karena coast yang dikeluarkan lebih rendah.

“Harapannya nelayan nanti ini jika sudah ada SPBN kita mengarah ya belanja kesana,” imbuhnya.

Pria yang juga kemarin menjadi Ketua Pelaksana Labuh Laut Pantai Sine ini mengaku kendala lain selama ini adalah diombang-ambingkan dengan kuota BBM. Sementara ini nelayan mengambil yang terdekat dengan jarak 17 km dibatasi kuota.

“Setiap pembelian, nelayan hanya dibatasi maksimal pembelian 200 liter,” paparnya.

Pos terkait