Malang, SERU.co.id – Tingkat inflasi Kota Malang berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, sebesar 4,35 persen (YoY). Hal tersebut menggambarkan jika inflasi Kota Malang melebihi tingkat Nasional maupun Jawa Timur.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang, Sugiarto Kasmuri mengatakan, apabila dilihat dari kacamata industri keungan (Perbankan), hal terserbut masih wajar.
“Kalau bicara inflasi yang mencapai 4,35 persen itu, dengan tingkat suku bunga yang masih di bawah tiga persen itu cukup stabil,” seru Sugiarto, Selasa (17/5/2022).
Sebab, tingkat inflasi sendiri memiliki peran penting untuk menstimulus menggerakkan roda perekonomian. Sehingga segala aktivitas tersebut, dapat memicu laju pertumbuhan ekonomi di Kota Malang.
“Dalam kodisi tersebut, justru yang terjadi adalah dana yang masuk lebih banyak. Jadi mengakibatkan pertumbuhan dana pihak ketiga itu dikisaran 6,8 persen hampir 7 persen,” sambungnya.
Ia juga mengatakan, untuk penyaluran kredit di Kota Malang sendiri cukup baik. Hal tersebut tentunya ditopang oleh perhimpunan dana yang cukup baik pula.
“Permintaan kredit Perbankan Kota Malang, sudah mencapai sekitar 7,7 persen, per triwulan pertama. Pertumbuhan kredit kali ini menggembirakan, karena di tahun lalu (Kota Malang) aga melambat,” kata Sugiarto.
Menurutnya, kondisi kedepan juga menentukan laju pertumbuhan di Kota Malang. Baik kondisi di dalam negeri maupun di luar negeri.
“Pertama terkait pandemi ini, ancaman atas Non Performing Loan (NPL) itu akan meningkat, sehingga pihak Perbankan memberikan sejumlah kelonggaran. Hal tersebut tentunya akan berimbas pada profitabilitas Perbankan itu sendiri,” ungkapany.
Selanjutnya, dia menyebutkan, tak hanya perihal pandemi yang menyebabkan NPL (kredit macet, red) meningkat. Namun situasi dan kondisi global juga menentukan laju pertumbuhan ekonomi tersebut.
“Secara global speerti Sosial Pollitik (Sospol), kemudian kenaikan dari sisi bahan pangan, itu akan memberikan dampak juga dari sisi sektor keuangan. Karena nanti pasti ada normalisasi kebijakan,” beber Kepala OJK Malang tersebut.
Dalam menanggapi situasi tersebut, ia berharap agar pihak Perbankan nantinya dapat menyikapi dengan baik. Sehingga geliat perekonomian warga Kota Malang tetap meningkat.
“Ketika normalisasi kebijakan itu diterapkan, sampai sekarang masih cukup akomodatif. Jadi sektor keuangan masih dalam kondisi terkendali dengan baik, stabilitasnya juga (baik),” terang Sugiarto kepada SERU.co.id.
Senada, Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji menyebutkan, jika tingginya tingkat inflasi di Kota Malang bukanlah suatu permasalahan yang patut dikhawatirkan. Sebab menurutnya, tingkat keyakinan konsumen masyarakat masih berada di posisi optimis.
“Dari catatan BI (Bank Indonesia), trennya itu meningkat ke arah optimis, insyaallah tidak perlu khawatir. Untuk inflasi sendiri, memang penopangnya dari sektor transportasi yang meningkat dua kali lipar,” kata Sutiaji.
Sebagai informasi tambahan, OJK Malang juga menyebutkan jika tingkat NPL (kredit macet) dari seluruh Perbankan di Kota Malang masih aman. Diketahui tingkat NPL sendiri, berkisar 2,8 persen. (ws5/mzm)
Baca juga:
- SPPG Tlogowaru Kota Malang Pekerjakan Masyarakat Lokal Sukseskan Program MBG, Sasar 4.800 Pelajar
- Rumah Dinas Sekda Situbondo dibobol Maling Saat Ditinggal Ibadah Haji
- Selama Libur Panjang Gunung Bromo Dibanjiri 11.735 Wisatawan Lokal dan Mancanegara
- Alfamart Gandeng Puskesmas Ardimulyo Layani Posyandu ILP dan Edukasi Balita hingga Lansia
- Wali Kota Batu Terima Audiensi Jajaran Redaksi Memo X Group di Ruang Kerja