Malang, SERU.co.id – Seiring melandainya kasus Covid-19 di Kota Malang, kini seluruh kegiatan masyarakat sudah tidak ada pembatasan, mengingat Kota Malang sendiri sudah berada di Level 1 PPKM. Salah satunya, pagelaran wayang kulit yang diselenggarakan di halaman Punden Mataram Bandulan, Kecamatan Sukun, Jumat (13/5/2022) malam.
Dalam kegiatan yang bertajuk Wayangan Syawalan Lesehan tersebut, secara langsung dihadiri oleh Wakil Wali Kota Malang, Ir Sofyan Edi Jarwoko, didampingi oleh Danrem 083/Bdj, Camat Sukun dan Lurah Bandulan.
“Sehubungan dengan pagelaran wayang kulit ini, yang merupakan bagian daripada kearifan di Bandulan. Alhamdulillah saya bisa hadir dan melihat secara langsung kegiatan ini,” seru Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, dalam sambutannya.
Dalam agenda tahunan yang diselenggarakan setiap bulan Syawal tersebut, Edi mengatakan, hal ini adalah bagian dari menghidupkan warisan para leluhur. Sehingga dirinya mengajak kepada seluruh warga Kota Malang, untuk tetap merawat budaya lokal.
“Apa yang sudah kita lihat bersama ini, adalah suatu bentuk bakti luhur kita dalam merawat warisan bangsa,” sambungnya.
Dia lantas mengungkapkan, dalam merawat warisan para pendahulu, itu merupakan tugas bersama. Sebab, salah satu kekayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa adalah warisan budayanya.
“Siapa lagi yang akan merawat kalau bukan kita, jadi kitalah yang berkewajiban untuk menghidupkan kembali daripadi warisan tersebut. Di situ banyak filosofi yang bisa dipelajari sebagai bekal anak muda kita, untuk bisa mengetahui jati diri Bangsa Indonesia,” kata pria yang akrab disapa Bung Edi tersebut.
Ia juga sangat mengapresiasi antusias yang dimiliki oleh warga dalam mensukseskan gelaran wayang kulit tersebut. Tampak juga terlihat di sekitar lokasi pagelaran, banyak warga yang berjualan, yang menurutnya adalah suatu perwujudan jika Kota Malang sudah mulai bangkit.
“Tampak sekali geliat ekonomi ini sudah mulai membaik, sudah nampak hal-hal positif terkait kegiatan masyarakat. Mungkin ini adalah pagelaran wayang kulit pertama selama pandemi, Kota Malang masih level 1, tapi tetap harus taat prokes,” ungkapnya.
Sementara itu, Pemangku Adat dan Budaya Punden Mataram Bandulan, Masyhudi mengungkapkan, pada acara yang meriah tersebut semua elemen dari masyarakat Malang berkumpul dengan suka cita. Tujuan dari gelaran Wayangan Syawalan Lesehan itu juga sebagai forum silaturahmi bagi warga Bandulan.
“Tujuannya yaitu satu, setelah sebulan kita berpuasa kita merayakan dengan berkumpul bersama dengan senang gembira, berbagi rasa. Tentunya, sambil melesetarikan budaya leluhur, karena tidak ada bandulan kalau tidak ada leluhur,” kata pria yang akrab disapa Joni Buana tersebut.
Ia mengaku, untuk seluruh kegiatan ini tidak ada struktur kepanitian, sehingga dalam mensukseskannya, ini merupakan inisiatif dan hasil sumbangan dari seluruh warga.
“Tidak ada biaya apapun, yang bisa nembang, nyumbang nembang, yang bisa main gamelan, bawa gamelan, yang bisa ndalang (mendalang, red) bisa nyumbang dengan ndalang,” ungkapnya.
Kegiatan yang dimulai sejak sore hari itu, terdapat berbagai rentetan acara. Dibuka dengan pembacaan sholawat dan qasidah kontemporer, dilanjutkan dengan hatur bakti leluhur dan pembacaan do’a bersama di dalam Punden.
“Untuk agenda malamnya, ada panembromo, macapatan dan sendra tari. Dan puncaknya adalah pagelaran wayang kulit syawalan lesehan,” tutur Joni.
Kedepannya, sebagai pelestarian budaya lokal, Punden Mataram ia sebutkan akan menjadi sentra wisata relegi, budaya dan edukasi bagi warga Kota Malang.
“Sekarang di sekitar Punden ini tidak untuk pemakaman umum, dipindahkan ke titik lain. Ini fokuskan ke depan menjadi sentra wisata budaya, religi dan kebudayaan,” terangnya.
Di lain sisi, salah satu tokoh budayawan, Eyang Jati Kusumo mengungkapkan, dirinya sangat senang atas dibukanya kembali kegiatan masyarakat seperti ini.
“Terus terang, begitu saya masuk tadi, saya senang melihat para warga sudah bisa berjualan kembali. Terimakasih bapak Wakil Wali Kota, Malang, Bapak Edi karena sudah membuka peradaban kembali,” sambut Eyang Jati.
Ia berharap, dengan dilonggarkannya kembali kegiatan masyarakat, dapat memulai kembali segala aktivitas yang sebelumnya sempat lumpuh karena pandemi. Ia juga mengatakan, semua aspek kehidupan diceritakan dalam dunia perwayangan, sehingga masyarakat dapat belajar dari sana.
“Mudah-mudahan dimulai dari tempat ini, NKRI akan tetap berkibar jaya dalam jangka yang panjang. Semua yang ada di lini kehidupan kita, itu diceritakan di dunia perwayangan, mulai dari Covid dan lain-lain, itu ada di gunungan wayang purwo,” jelasnya.
Acara dihadiri oleh Wawali Kota Malang Ir Sofyan Edy Jarwoko; Camat Sukun IK Widi Wirawan; Danrem 083/Bdj diwakili Pa Bintal Rem 083/Bdj Letda Inf Nanang Agus P; Danramil 0833/04 Sukun Kapten Kav. Aan Jauhari; Lurah Bandulan Dian Sonyalia Caturrina, SSTP, MAP; Tokoh Budayawan Kota Malang Prof Ki Jati Leksono; Ketua LPMK Bandulan Suko; Perwakilan Anggota FKPPI dan warga setempat; Babinsa Kel. Bandulan Sertu Ludi Iswanto .dan para undangan. (ws5/ono)
Baca juga:
- SPPG Tlogowaru Kota Malang Pekerjakan Masyarakat Lokal Sukseskan Program MBG, Sasar 4.800 Pelajar
- Rumah Dinas Sekda Situbondo dibobol Maling Saat Ditinggal Ibadah Haji
- Selama Libur Panjang Gunung Bromo Dibanjiri 11.735 Wisatawan Lokal dan Mancanegara
- Alfamart Gandeng Puskesmas Ardimulyo Layani Posyandu ILP dan Edukasi Balita hingga Lansia
- Wali Kota Batu Terima Audiensi Jajaran Redaksi Memo X Group di Ruang Kerja