Jasa Penukaran Uang Baru Mulai Bermunculan di Jalanan Kota Malang

Salah satu lapak pelaku usaha jasa tukar uang baru di kawasan Kayutangan. (ws5) - Jasa Penukaran Uang Baru Mulai Bermunculan di Jalanan Kota Malang
Salah satu lapak pelaku usaha jasa tukar uang baru di kawasan Kayutangan. (ws5)

Malang, SERU.co.id – Bagi-bagi uang baru, sering ditemui dalam perayaan lebaran Idul Fitri. Sehingga saat menuju momen tersebut, sering dijumpai para penyedia jasa penukaran uang baru. Seperti nampak di sepanjang Kayutangan atau Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Kota Malang.

Salah satu pelaku usaha jasa tukar uang baru, Seva Gustian (46) mengatakan, dirinya sudah lima hari menyediakan jasa penukaran uang baru. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dirinya membuka jasa tersebut ketika awal Ramadan.

Bacaan Lainnya

“Sudah lima hari. Kalau bulan puasa sebelum-sebelumnya sudah buka tujuh hari pertama puasa,” seru Seva Gustian, saat ditemui SERU.co.id, Jumat (15/4/2022).

Terdapat berbagai pecahan uang baru yang disediakan. Di antaranya pecahan Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000, hingga Rp75.000, dengan harga yang dipatoknya pun variatif.

“Macam-macam mas, ada yang dua ribuan. Saya patok harga jasanya sebesar Rp10 ribu tiap penukaran Rp200 ribu, dengan pecahan Rp5.000,” ungkap Agus, sapaan akrab pelaku jasa penukaran uang baru tersebut.

Menurutnya, pada tahun-tahun sebelumnya, masyarakat lebih suka menukarkan uangnya dengan pecahan Rp2.000 dan Rp5.000. Ia juga mengaku, jika dua tahun belakangan saat bulan puasa, dirinya mengalami penurunan dalam menerima konsumen.

“Yang ramai untuk ditukar itu pecahan Rp5.000 dan Rp2.000. Sejak awal covid kami sepi mas,” tutur Agus.

Kendati demikian, dirinya juga berharap dengan diperbolehkannya mudik lebaran di Tahun 2022 ini, animo masyarakat untuk menukarkan ke uang baru semakin meningkat.

“Kemungkinan ada peningkatan, soalnya tahun-tahun kemarin nggak bisa mudik. Sekarang bisa mudik, kemungkinan ada kenaikan saat pertengahan bulan puasa,” tutupnya.

Sementara itu, pelaku usaha jasa tukar uang baru lainnya, Handoko (40) mengatakan, menurutnya diperbolehkannya mudik lebaran di tahun ini tidak menjamin jasanya tersebut diminati oleh masyarakat.

“Kalau secara pribadi, saya ingin ramai pengunjung. Cuman dilihat dari mahalnya beberapa bahan pokok, kok ya ndak mungkin gitu,” ungkapnya pesimis.

Berbeda dengan Agus, Handoko baru saja membuka jasanya tersebut baru dua hari. Skema penjualan jasanya pun sama dengan apa yang ditawarkan oleh Agus, ia juga mengeluhkan terkait berkurangnya peminat.

“Di sini masih dapat dua hari. Tambah parah, dua tahun kemarin kan covid mas. Lek sepi ndak (kalau sepi tidak, red), cuman yo berkuranglah,” ujar Poko, sapaan akrabnya. (ws5/rhd)


Baca juga:

Pos terkait