Polresta Makota-PWI Malang Raya Edukasi Bhayangkari Bijak Bermedsos dan Melawan Hoaks

Noordin Jihad, menyampaikan paparan mengenali dan melawan hoaks dalam modul dummy Harian Bhayangkari.
Noordin Jihad, menyampaikan paparan mengenali dan melawan hoaks dalam modul dummy Harian Bhayangkari. (ist)

Malang, SERU.co.id – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang Raya mengedukasi pemanfaatan teknologi gadget dalam bermedia sosial (medsos) kepada Bhayangkari Polresta Malang Kota, Jumat (8/4/2022) sore. Kegiatan dihadiri langsung oleh Ketua Bhayangkari Kota Malang Ny Enic Budi Hermanto, di Aula Sanika Satyawada Mapolresta Malang Kota.

Hadir sebagai pemateri pertama, Pimred Malang Post, Sunavip Ra Indrata, sekaligus Sekretaris 2 PWI Malang Raya. Pemateri kedua, Pimred malangvoice.com, Noordin Jihad, sekaligus Kepala Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) milik PWI Malang Raya.

Bacaan Lainnya

“Medsos itu ibarat ombak, tinggal bagaimana kita menyikapinya. Jika bisa mengendalikan melalui gadget kita sendiri, maka tak perlu mengumbar aktivitas kehidupan pribadi kita di medsos. Namun sebaliknya, jika kita tak kuasa, maka ibaratnya kita yang tergulung ombak,” seru Ra Indrata, membawakan tema materi ‘Sang Penunggang Ombak Media Sosial’.

Indra, sapaan akrabnya mencontohkan, salah satu peristiwa yang pernah menggemparkan jagat maya menimpa kalangan petinggi Polri. Lantaran salah satu istri perwira tersebut memamerkan segepok uang di medsos, tak ayal sang suami mendapatkan hukuman. Karena dianggap hedonisme dan melanggar Surat Telegram Rahasia (TR) Nomor ST/30/XI/HUM 3.4/2019/DIVPROPAM tanggal 15 November 2019.

“Bijaklah dalam bermedia sosial,” tegasnya.

Sunavip Ra Indrata, menyampaikan paparan ‘Sang Penunggang Ombak Media Sosial’. (ist)

Dalam kesempatan itu, Ra Indrata menjelaskan, dampak negatif dari media sosial dan manfaat penggunaan gadget atau smartphone secara benar. Dalam bermedsos hanya ada dua materi yang biasanya diupload, yakni tulisan dan foto/gambar/video (visual). Terkait foto, Indra mengupas kegunaan dan penggunaan kamera pada gadget tersebut.

“Ibu-ibu tahu apa manfaat kamera di smartphone yang saat ini semakin canggih? Bahkan ada yang triple camera atau empat, tapi tahukah Anda apa manfaatnya?” tanya Indra, mengajak komunikatif para audience.

Sebagian besar ibu-ibu Bhayangkari sepakat menjawab, kamera smartphone untuk memberikan kepuasan atas hasil foto atau video. Untuk menghasilkan foto yang memuaskan, Indra pun mencontohkan foto-foto karyanya melalui kamera smartphone. Hingga berbagi ilmu agar menghasilkan foto yang indah, serta dibumbui kata-kata mutiara.

“Ini semua menggunakan kamera smartphone. Semua ada ilmunya, dan harus tahu karakter kamera bawaannya,” bebernya.

Ibu-ibu Bhayangkari Polresta Malang Kota, menyimak pemaparan pemateri dari PWI Malang Raya. (ist)

Sementara itu, Noordin Jihad menyampaikan, tema mengenali dan melawan hoaks. Dalam paparannya, Noordin memberikan contoh mana saja informasi yang berseliweran dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian memilahnya dalam kategori informasi yang benar, disinformasi, misinformasi dan hoaks.

Seperti penggunaan kata yang salah, namun dapat dimengerti maksudnya. Misalnya Motor Harap Turun di wilayah perkampungan, Rombongan Jenazah pada mobil petakziah, Rombongan Pengantin pada mobil pengantar pengantin, dan lainnya. Atau meme lucu yang biasanya kemudian dishare.

“Awalnya kata hoaks itu untuk sekadar hiburan, namun dalam perkembangannya berubah tujuannya. Seperti meme saat ini, ketika dianggap lucu kemudian disebarkan. Sayangnya, masyarakat masih minim literasi membedakan sense lucu atau muatan provokasi negatif, sehingga dengan mudahnya ikut menyebarkan,” beber Noordin.

Noordin pun membagikan tips bagaimana membedakan informasi tersebut benar atau salah. Jika informasi tersebut terkait berita, bisa ditelusuri jejak digitalnya melalui media-media poros utama atau mainstream. Seperti Detik, Tempo, CNN, Republika, Kompas, dan lainnya.

“Coba telusuri dan dibandingkan. Nanti kita akan tahu apakah informasi itu benar atau tidak. Kemudian apakah ikut menyebarkan, lihat nilai manfaatnya dulu, jika tidak bermanfaat lebih baik berhenti di anda,” tandasnya. (rhd)

Pos terkait