Upayakan Ketahanan Pangan Nasional, Khofifah: Jawa Timur Produsen Padi Terbesar

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, saat meninjau langsung padi yang akan siap dipanen. (ws5) - Upayakan Ketahanan Pangan Nasional, Khofifah: Jawa Timur Produsen Padi Terbesar
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, saat meninjau langsung padi yang akan siap dipanen. (ws5)

Malang, SERU.co.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur terus berupaya dalam tingkatkan ketahanan pangan nasional. Mengingat Jawa Timur merupakan wilayah terbesar sebagai produsen padi di Indonesia.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, ketahanan pangan yaitu masuk ke dalam isu global. Sehingga, Pemprov Jawa Timur akan terus mengupayakan peningkatan bahan pokok dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Bacaan Lainnya

“Ketika ketahanan pangan menjadi isu dunia, maka monitoring terhadap ketercukupan bahan pokok menjadi bagian yang sangat penting. Ketersediaan beras, sebab itu bahan pokok masyarakat di Indonesia,” seru Gubernur Jawa Timur.

Dirinya menjelaskan, sejak tahun 2020, Jawa Timur merupakan wilayah dengan total produksi padi terbanyak. Hingga sampai 2021, Provinsi Jawa Timur masih menjadi penyumbang terbesar sebagai lumbung pangan Nasional.

“Jawa Timur tertinggi se-Indonesia, pada tahun 2020 produksinya mencapai 9,9 juta ton GKG (Gabah Kering Giling). Untuk 2021, atas sinergi seluruh pihak, Jawa Timur kembali menjadi sebagai produsen padi tertinggi,” ujar Khofifah.

Pada Kunjungan Kerjanya kali ini, ia meninjau langsung Panen Raya Padi Hibrida bersama Kelompok Tani Morodadi, Desa Banjararum, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Kamis (7/4/2022). Dengan maksud memonitoring secara langsung Panen Raya tersebut.

“Hari ini saya sengaja turun untuk bisa melakukan monitoring. Karena perubahan iklim, kemudian kita melihat cuaca ekstrim, ada potensi yang akan berdampak kepada produksi padi kita,” tandas mantan Mensos RI tersebut.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, bersama jajaran Forkopimda Kabupaten Malang, pada Panen Raya Padi Hibrida Desa Banjararum, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. (ws5)

Selain khawatir terhadap perubahan iklim yang ekstrim tersebut, ia memberikan arahan kepada para pemangku kebijakan juga para petani agar mempercepat masa tanam. Pasalnya, saat ini masih masuk dalam musim penghujan, sehingga ketersediaan air tercukupi.

“Saya pesan kepada pak Bupati dan Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) juga pak kades, tolong ada percepatan masa tanam. Mumpung masih dapat air, mumpung masih musim hujan, sebab masa tanam pasti akan berdampak pada produksi total dari padi kita,” katanya.

Selain itu, terdapat langkah strategis selain mempercepat masa tanam sebagai upaya peningkatan produksi padi, yaitu alih fungsi lahan.

“Butuh peta yang lebih detail, bagaimana Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LPPB) ini menjadi penting untuk diketahui oleh kita semua. Harus ada payung hukum yang bisa menjadi referensi, kalau di Kabupaten/Kota maka harus dikerjakan khususnya yang telah memiliki Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)” terang Gubernur Jatim tersebut.

Ia juga menambahkan, dalam menghitung kebutuhan pangan, dirinya tidak hanya memfokuskan kepada kebutuhan masyarakat Jawa Timur saja. Sebab sebagian wilayah di Indonesia, masih menaruh ketergantungan kepada hasil produksi bahan pokok Jawa Timur.

“Dari bumi Majapahit Jawa Timur ini kita harus mensuplai 16 Provinsi Indonesia bagian timur yang hampir 80% logistiknya dari Jawa Timur. Jadi kegiatan pada hari ini, tidak hanya bersifat simbolik saja,” tutupnya.

Turut mendampingi dalam kunjungan kerja Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa diantaranya adalah, Bupati Malang dan jajaran Forkopimda lainnya, Rektor Unisma, Civitas Universitas Brawijaya, beserta jajaran Muspika Kecamatan Singosari. (ws5/mzm)


Baca juga:

Pos terkait