Malang, SERU.co.id – Restoran yang menjalankan operasional penjualan secara online alias ghost resto tidak serta merta bebas pajak. Kota Malang menjadi salah satu yang mengatur pelaku usaha ghost resto dikenai pajak. Karuan saja pemilik ghost resto merasa kaget ketahuan oleh pemerintah.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Malang, Dr Handi Priyanto mengungkapkan, rata-rata pelaku usaha tidak menolak untuk diverifikasi untuk masuk wajib pajak (WP). Karena pelaku usaha menjalankan bisnis melalui platform delivery online, seperti Go Food, Shopee Food, dan Grab Food tidak secara terang-terangan.
“Tidak ada (yang menolak), hanya mereka rata-rata kaget. Eh ketahuan,” seru Handi Priyanto ditemui di Balaikota Malang.
Ghost Resto menyediakan makanan dan minuman secara online. Konsep restoran tidak bisa dikunjungi secara fisik, tidak menyediakan ruang khusus untuk pengunjung, dan hanya melayani delivery order.
“Karena tidak ada buka secara konvensional, kalau konvensional pasti ada yang di garasi, ada yang di gang, rumah. Tapi begitu kita temukan belum masuk wajib pajak, langkah berikutnya kawan-kawan turun untuk melakukan perhitungan potensi,” tambahnya.
Handi mengaku, total 900 ghosting resto tersebut hanya di Februari 2022. Saat ini pihaknya masih memverifikasi apakah Omzet minimal Rp 5 juta perbulan baru masuk, kalau tidak sampai tidak dimasukkan.
“Kalau masuk sesuai dengan aturan kita masukkan di WP. Minimal omzet Rp5 juta perbulan, atau kalau perhari Rp5 juta dibagi 30, 10 persennya berapa,” ungkapnya.
Pihaknya juga mengetahui melalui aplikasi karena ada kategori terlaris. Ketika yang terlaris oleh Bapenda ditelusuri dan benar ada masuk WP, tetapi kebanyakan news pekan ini, biasanya ghost resto baru mendaftar.
“Secepatnya (verifikasi), karena itu tadi, dipilah sudah masuk WP. Yang belum dilakukan kawan kawan menghitung potensi dan baru dibuatkan undangan,” ujarnya.
Handi mengaku, ghost resto sudah tersebar di lima kecamatan melalui penelusuran. Ada kurang lebih 900 ghost resto yang sudah didata. Capaian ini menurutnya sebagai satu-satunya di Indonesia, karena di daerah lain hanya mengandalkan aplikator.
“Ini yang menemukan ghosting resto se-Indonesia hanya Kota Malang. Di kabupaten atau kota lain tidak bisa menemukan karena mengandalkan bertanya kepada aplikator,” bebernya. (jaz/rhd)
Baca juga:
- Babinsa Purwodadi Bina Kesiapsiagaan Linmas Melalui Latihan Baris Berbaris
- Wabup Ulfi Jenguk Balita Digigit Ular Cobra di RSU Situbondo
- SPPG Tlogowaru Kota Malang Pekerjakan Masyarakat Lokal Sukseskan Program MBG, Sasar 4.800 Pelajar
- Rumah Dinas Sekda Situbondo dibobol Maling Saat Ditinggal Ibadah Haji
- Selama Libur Panjang Gunung Bromo Dibanjiri 11.735 Wisatawan Lokal dan Mancanegara